Sebelum kita memberikan nama kepada suatu senyawa, kita harus menentukan terlebih dahulu komponen-komponen penyusun senyawa tersebut. Misalnya, apakah senyawa itu terdiri atas dua jenis nonlogam, apakah senyawa itu terdiri atas logam dan nonlogam, atau senyawa tersebut merupakan senyawa ion, atau yang lainnya. Tata nama senyawa yang terdiri atas sesama nonlogam berbeda dengan tata nama senyawa yang terdiri atas logam dan nonlogam, berbeda pula dengan tata nama senyawa ion, dsb.
Senyawa biner yang terbentuk dari antarnonlogam, termasuk metaloid
Bentuk XYn (X, Y masing-masing unsur nonlogam termasuk metaloid, n = 1, 2, 3, …)
Catatan: jika n = 1, bentuk XYn ditulis sebagai XY, bukan XY1
Cara menamakannya:
[Nama unsur pertama] [angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani]+[nama unsur kedua dengan akhiran ida]
Contoh 1
Bagaimana menamakan CO?
Jawab:
Nama unsur pertama = karbon
Angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani = mono (n = 1)
Nama unsur kedua dengan akhiran ida: oksigen + ida = oksida
sehingga CO dinamakan karbon monoksida (o pada mono lebur dengan o pada oksida)
Contoh 2
Bagaiaman menamakan CO2?
Jawab:
Nama unsur pertama = karbon
Angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani = di (n = 2)
Nama unsur kedua dengan akhiran ida: oksigen + ida = oksida
sehingga CO2 dinamakan karbon dioksida.
Contoh 3
Bagaimana menamakan CCl4?
Jawab:
Nama unsur pertama = karbon
Angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani = tetra (n = 4)
Nama unsur kedua dengan akhiran ida: klor + ida = klorida
sehingga CCl4 dinamakan karbon tetraklorida.
Bentuk XmYn (X, Y masing-masing unsur nonlogam termasuk metaloid, m = 2, 3, 4, … ; n = 1, 2, 3, …)
Catatan: jika n = 1, bentuk XmYn ditulis sebagai XmY, bukan XmY1
Cara menamakannya:
[angka indeks unsur pertama dalam bahasa Yunani]+[nama unsur pertama] [angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani]+[nama unsur kedua dengan akhiran ida]
Contoh 4
Bagaimana menamakan N2O?
Jawab:
Angka indeks unsur pertama dalam bahasa Yunani = di (m = 2)
Nama unsur pertama = nitrogen
Angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani = mono (n = 1)
Nama unsur kedua dengan akhiran ida: oksigen + ida = oksida
sehingga N2O dinamakan dinitrogen monoksida (o pada mono lebur dengan o pada oksida)
Contoh 5
Bagaimana menamakan N2O3?
Jawab:
Angka indeks unsur pertama dalam bahasa Yunani = di (m = 2)
Nama unsur pertama = nitrogen
Angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani = tri (n = 3)
Nama unsur kedua dengan akhiran ida: oksigen + ida = oksida
sehingga N2O3 dinamakan dinitrogen trioksida
Contoh 6
Bagaimana menamakan P2O3?
Jawab:
Angka indeks unsur pertama dalam bahasa Yunani = di (m = 2)
Nama unsur pertama = fosfor
Angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani = tri (n = 3)
Nama unsur kedua dengan akhiran ida: oksigen + ida = oksida
sehingga P2O3 dinamakan difosfor trioksida
Perkecualian-perkecualian
Pada bentuk XYn dan XmYn di atas, jika X = C (karbon) dan Y = H (hidrogen) maka tata nama pada uraian di atas tidak berlaku. Yang berlaku adalah tata nama hidrokarbon.
Contoh 7
CH4tidak dinamakan karbon tetrahidroida, melainkan metana (tunduk pada tata nama alkana).
C2H6tidak dinamakan dikarbon heksahidroida, melainkan etana (tunduk pada tata nama alkana).
Catatan penting lainnya
Bentuk X2On, apabila X = B, N, P, As, Sb, atau Cl:
N2O3 pada uraian di atas dinamakan dinitrogen trioksida. Namun ini bisa juga disingkat menjadi nitrogen trioksida. Ini adalah karena tidak mungkin ada indeks lain bagi N apabila atom O pada senyawa itu ada 3 buah. Demikian juga dengan P2O3, yang penamaannya dapat disingkat menjadi fosfor trioksida. Ini adalah karena tidak mungkin ada indeks lain bagi P apabila atom O pada senyawa itu ada 3 buah. Perhatikan pula penyingkatan-penyingkatan berikut.
B2O3, diboron trioksida, disingkat menjadi boron trioksida
N2O5, dinitrogen pentaoksida, disingkat menjadi nitrogen pentaoksida atau nitrogen pentoksida
P2O5, dinitrogen pentaoksida, disingkat menjadi fosfor pentaoksida atau fosfor pentoksida
As2O3, diarsen trioksida, disingkat menjadi arsen trioksida
As2O5, diarsen pentaoksida, disingkat menjadi arsen pentaoksida atau arsen pentoksida
Sb2O3, diantimon trioksida, disingkat menjadi antimon trioksida
Sb2O5, diantimon pentaoksida, disingkat menjadi antimon pentaoksida atau antimon pentoksida
Cl2O, diklor monoksida, disingkat menjadi klor monoksida
Cl2O3, diklor trioksida, disingkat menjadi klor trioksida
Cl2O5, diklor pentaoksida, disingkat menjadi klor pentaoksida atau klor pentoksida
Cl2O7, diklor heptaoksida, disingkat menjadi klor heptaoksida atau klor heptoksida
H2O tidak dinamakan dihidrogen monoksida dan NH3 tidak dinamakan nitrogen trihidroksida. Untuk senyawa-senyawa tertentu yang sudah umum dikenal biasanya memiliki nama tersendiri, ini dapat dilihat beberapa contohnya di post saya yang lalu.
TATA NAMA SENYAWA (1)
Sebelum kita memberikan nama kepada suatu senyawa, kita harus menentukan terlebih dahulu komponen-komponen penyusun senyawa tersebut. Misalnya, apakah senyawa itu terdiri atas dua jenis nonlogam, apakah senyawa itu terdiri atas logam dan nonlogam, atau senyawa tersebut merupakan senyawa ion, atau yang lainnya. Tata nama senyawa yang terdiri atas sesama nonlogam berbeda dengan tata nama senyawa yang terdiri atas logam dan nonlogam, berbeda pula dengan tata nama senyawa ion, dsb.
Senyawa biner yang terbentuk dari antarnonlogam, termasuk metaloid
Bentuk XYn (X, Y masing-masing unsur nonlogam termasuk metaloid, n = 1, 2, 3, …)
Catatan: jika n = 1, bentuk XYn ditulis sebagai XY, bukan XY1
Cara menamakannya:
[Nama unsur pertama] [angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani]+[nama unsur kedua dengan akhiran ida]
Contoh 1
Bagaimana menamakan CO?
Jawab:
Nama unsur pertama = karbon
Angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani = mono (n = 1)
Nama unsur kedua dengan akhiran ida: oksigen + ida = oksida
sehingga CO dinamakan karbon monoksida (o pada mono lebur dengan o pada oksida)
Contoh 2
Bagaiaman menamakan CO2?
Jawab:
Nama unsur pertama = karbon
Angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani = di (n = 2)
Nama unsur kedua dengan akhiran ida: oksigen + ida = oksida
sehingga CO2 dinamakan karbon dioksida.
Contoh 3
Bagaimana menamakan CCl4?
Jawab:
Nama unsur pertama = karbon
Angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani = tetra (n = 4)
Nama unsur kedua dengan akhiran ida: klor + ida = klorida
sehingga CCl4 dinamakan karbon tetraklorida.
Bentuk XmYn (X, Y masing-masing unsur nonlogam termasuk metaloid, m = 2, 3, 4, … ; n = 1, 2, 3, …)
Catatan: jika n = 1, bentuk XmYn ditulis sebagai XmY, bukan XmY1
Cara menamakannya:
[angka indeks unsur pertama dalam bahasa Yunani]+[nama unsur pertama] [angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani]+[nama unsur kedua dengan akhiran ida]
Contoh 4
Bagaimana menamakan N2O?
Jawab:
Angka indeks unsur pertama dalam bahasa Yunani = di (m = 2)
Nama unsur pertama = nitrogen
Angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani = mono (n = 1)
Nama unsur kedua dengan akhiran ida: oksigen + ida = oksida
sehingga N2O dinamakan dinitrogen monoksida (o pada mono lebur dengan o pada oksida)
Contoh 5
Bagaimana menamakan N2O3?
Jawab:
Angka indeks unsur pertama dalam bahasa Yunani = di (m = 2)
Nama unsur pertama = nitrogen
Angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani = tri (n = 3)
Nama unsur kedua dengan akhiran ida: oksigen + ida = oksida
sehingga N2O3 dinamakan dinitrogen trioksida
Contoh 6
Bagaimana menamakan P2O3?
Jawab:
Angka indeks unsur pertama dalam bahasa Yunani = di (m = 2)
Nama unsur pertama = fosfor
Angka indeks unsur kedua dalam bahasa Yunani = tri (n = 3)
Nama unsur kedua dengan akhiran ida: oksigen + ida = oksida
sehingga P2O3 dinamakan difosfor trioksida
Perkecualian-perkecualian
Pada bentuk XYn dan XmYn di atas, jika X = C (karbon) dan Y = H (hidrogen) maka tata nama pada uraian di atas tidak berlaku. Yang berlaku adalah tata nama hidrokarbon.
Contoh 7
CH4 tidak dinamakan karbon tetrahidroida, melainkan metana (tunduk pada tata nama alkana).
C2H6 tidak dinamakan dikarbon heksahidroida, melainkan etana (tunduk pada tata nama alkana).
Catatan penting lainnya
Bentuk X2On, apabila X = B, N, P, As, Sb, atau Cl:
N2O3 pada uraian di atas dinamakan dinitrogen trioksida. Namun ini bisa juga disingkat menjadi nitrogen trioksida. Ini adalah karena tidak mungkin ada indeks lain bagi N apabila atom O pada senyawa itu ada 3 buah. Demikian juga dengan P2O3, yang penamaannya dapat disingkat menjadi fosfor trioksida. Ini adalah karena tidak mungkin ada indeks lain bagi P apabila atom O pada senyawa itu ada 3 buah. Perhatikan pula penyingkatan-penyingkatan berikut.
B2O3, diboron trioksida, disingkat menjadi boron trioksida
N2O5, dinitrogen pentaoksida, disingkat menjadi nitrogen pentaoksida atau nitrogen pentoksida
P2O5, dinitrogen pentaoksida, disingkat menjadi fosfor pentaoksida atau fosfor pentoksida
As2O3, diarsen trioksida, disingkat menjadi arsen trioksida
As2O5, diarsen pentaoksida, disingkat menjadi arsen pentaoksida atau arsen pentoksida
Sb2O3, diantimon trioksida, disingkat menjadi antimon trioksida
Sb2O5, diantimon pentaoksida, disingkat menjadi antimon pentaoksida atau antimon pentoksida
Cl2O, diklor monoksida, disingkat menjadi klor monoksida
Cl2O3, diklor trioksida, disingkat menjadi klor trioksida
Cl2O5, diklor pentaoksida, disingkat menjadi klor pentaoksida atau klor pentoksida
Cl2O7, diklor heptaoksida, disingkat menjadi klor heptaoksida atau klor heptoksida
H2O tidak dinamakan dihidrogen monoksida dan NH3 tidak dinamakan nitrogen trihidroksida. Untuk senyawa-senyawa tertentu yang sudah umum dikenal biasanya memiliki nama tersendiri, ini dapat dilihat beberapa contohnya di post saya yang lalu.
(bersambung)
Bagikan ini:
Most visitors also read :
BELERANG (SULPHUR) – (3)
BELERANG (SULPHUR) – (2)
BELERANG (SULPHUR) – (1)
TATA NAMA SENYAWA (2)