Titik lebur belerang monoklin adalah pada 1190C. Jika belerang rombis dipanaskan dengan cepat, sehingga tidak dapat berubah lebih dulu menjadi belerang monoklin, maka belerang itu melebur pada 1130C. Dalam kedua hal itu terjadi zat cair yang goyang, kuning ambar warnanya, dan jika dipanaskan terus sampai kira-kira 2000C warnanya menjadi merah kehitam-hitaman dan amat cair kental (viskos); pada suhu yang lebih tinggi menjadi kurang kental, tetapi warnanya tetap merah kehitam-hitaman dan mendidih pada 4450C.
Uap merah coklat yang terbentuk adalah molekul S8, yang pada suhu yang lebih tinggi pecah menjadi molekul S2.
S8 ⇄ 4 S2
yang dapat dinyatakan dengan menentukan radat uapnya. Pada suhu 8000C atau lebih uap belerang terpisah sama sekali menjadi molekul S2.
Jika belerang cair dituangkan ke dalam air dingin, jadi didinginkan dengan amat cepat, maka belerang itu menjadi gumpalan yang kenyal dan yang dapat diremas-remas seperti tanah liat, dinamakan “belerang liat”. Bentuk belerang yang demikian ini hendaklah dipandang sebagai belerang cair yang didinginkan di bawah titik beku (onderkoeld), jadi dipandang sebagai zat cair juga, yang karena suhunya sangat rendah menjadi amat kental (viskos). Dalam beberapa hari belerang liat itu berubah sama sekali menjadi hablur, menjadi zat padat yang keras dan rapuh.
Belerang berbentuk hablur mudah larut dalam CS2.
Hanya pada suhu yang tinggi-tinggi belerang bersenyawa dengan mudah dengan unsur-unsur lain, misalnya dengan berbagai logam (Fe, Cu) dengan klor dan dengan hidrogen. Dengan oksigen belerang itu terbakar menjadi belerang dioksida, SO2.
Penggunaan
Belerang sangat banyak digunakan untuk membuat asam sulfat, untuk memvulkanisasi karet dan untuk membasmi penyakit tanam-tanaman. Juga dipergunakan pada industri geretan (korek api),, untuk membuat karbondisulfida, CS2, dan untuk beberapa persenyawaan lain banyak juga diperlukan belerang.
Persenyawaan belerang dengan oksigen
Belerang dioksida, SO2, dapat diperoleh dengan berbagai cara:
dengan membakar belerang: S + O2 → SO2. Jika belerang dibakar, selalu terjadi dioksida. Trioksida terbentuk sedikit sekali.
dengan memanggang (yaitu memanaskan serta memasukkan udara) sulfida. Terutama seng sulfida dan pirit yang banyak dipakai orang dalam teknik.
2 ZnS + 3 O2 → 2 ZnO + 2 SO2
4 FeS2 + 11 O2 → 2 Fe2O3 + 8 SO2
3. dengan memanaskan tembaga dengan asam sulfat pekat.
Jadi jika asam sulfat pekat dipanaskan, mengoksidasi tembaga. Bahkan sebagian kecil dari asam sulfat melepaskan semua oksida dan menjadi H2S, yang dengan tembaga oksida menjadikan CuS yang berwarna hitam dan tidak larut.
4. dengan reaksi asam yang kuat pada sulfit atau hidrosulfit:
Na2SO3 + 2 HCl → 2 NaCl + H2O + SO2
NaHSO3 + HCl → NaCl + H2O + SO2
Reaksi-reaksi yang akhir itu berlangsung mudah sekali dan tidak perlu dipanaskan.
BELERANG (SULPHUR) – (2)
Sifat-sifat (lanjutan)
Titik lebur belerang monoklin adalah pada 1190C. Jika belerang rombis dipanaskan dengan cepat, sehingga tidak dapat berubah lebih dulu menjadi belerang monoklin, maka belerang itu melebur pada 1130C. Dalam kedua hal itu terjadi zat cair yang goyang, kuning ambar warnanya, dan jika dipanaskan terus sampai kira-kira 2000C warnanya menjadi merah kehitam-hitaman dan amat cair kental (viskos); pada suhu yang lebih tinggi menjadi kurang kental, tetapi warnanya tetap merah kehitam-hitaman dan mendidih pada 4450C.
Uap merah coklat yang terbentuk adalah molekul S8, yang pada suhu yang lebih tinggi pecah menjadi molekul S2.
S8 ⇄ 4 S2
yang dapat dinyatakan dengan menentukan radat uapnya. Pada suhu 8000C atau lebih uap belerang terpisah sama sekali menjadi molekul S2.
Jika belerang cair dituangkan ke dalam air dingin, jadi didinginkan dengan amat cepat, maka belerang itu menjadi gumpalan yang kenyal dan yang dapat diremas-remas seperti tanah liat, dinamakan “belerang liat”. Bentuk belerang yang demikian ini hendaklah dipandang sebagai belerang cair yang didinginkan di bawah titik beku (onderkoeld), jadi dipandang sebagai zat cair juga, yang karena suhunya sangat rendah menjadi amat kental (viskos). Dalam beberapa hari belerang liat itu berubah sama sekali menjadi hablur, menjadi zat padat yang keras dan rapuh.
Belerang berbentuk hablur mudah larut dalam CS2.
Hanya pada suhu yang tinggi-tinggi belerang bersenyawa dengan mudah dengan unsur-unsur lain, misalnya dengan berbagai logam (Fe, Cu) dengan klor dan dengan hidrogen. Dengan oksigen belerang itu terbakar menjadi belerang dioksida, SO2.
Penggunaan
Belerang sangat banyak digunakan untuk membuat asam sulfat, untuk memvulkanisasi karet dan untuk membasmi penyakit tanam-tanaman. Juga dipergunakan pada industri geretan (korek api),, untuk membuat karbondisulfida, CS2, dan untuk beberapa persenyawaan lain banyak juga diperlukan belerang.
Persenyawaan belerang dengan oksigen
Belerang dioksida, SO2, dapat diperoleh dengan berbagai cara:
2 ZnS + 3 O2 → 2 ZnO + 2 SO2
4 FeS2 + 11 O2 → 2 Fe2O3 + 8 SO2
3. dengan memanaskan tembaga dengan asam sulfat pekat.
Jadi jika asam sulfat pekat dipanaskan, mengoksidasi tembaga. Bahkan sebagian kecil dari asam sulfat melepaskan semua oksida dan menjadi H2S, yang dengan tembaga oksida menjadikan CuS yang berwarna hitam dan tidak larut.
4. dengan reaksi asam yang kuat pada sulfit atau hidrosulfit:
Na2SO3 + 2 HCl → 2 NaCl + H2O + SO2
NaHSO3 + HCl → NaCl + H2O + SO2
Reaksi-reaksi yang akhir itu berlangsung mudah sekali dan tidak perlu dipanaskan.
(bersambung)
Bagikan ini:
Most visitors also read :
BELERANG (SULPHUR) – (3)
BELERANG (SULPHUR) – (1)
TATA NAMA SENYAWA (2)
TATA NAMA SENYAWA (1)