OPTIMASI FUNGSI DUA VARIABEL MENGGUNAKAN TURUNAN PARSIAL
April 9th, 2017
Kita awali post kali ini dengan suatu teorema penting yang menjamin keberadaan nilai maksimum dan nilai minimum suatu fungsi dengan dua variabel, apabila fungsi tersebut memenuhi syarat-syarat tertentu.
Teorema 1 (Keberadaan Nilai Ekstrim)
Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan pada A ⊆ ℝ2 dan memiliki ℝ sebagai daerah kawannya. Jika A merupakan suatu himpunan tutup yang terbatas maka f memiliki nilai maksimum dan nilai minimum di A.
Sekarang, misalkan f dan A memenuhi semua kondisi yang dipersyaratkan pada Teorema 1, sehingga f memiliki kedua nilai ekstrim. Bagaimana kita dapat menentukan di mana nilai-nilai ekstrim tersebut dicapai?
Teorema 2
Jika P(x0,y0) merupakan suatu titik di mana f(x0,y0) merupakan nilai ekstrim maka P haruslah merupakan titik kritisf di A. Titik kritis tersebut mungkin merupakan titik batas A, titik stasioner, atau titik singularf.
Catatan
Misalkan f diferensiabel di P. Jika di P dan maka P dinamakan titik stasioner dari f. Namun jika f tidak diferensiabel di P maka P dinamakan titik singular.
Jika P merupakan suatu titik stasioner dari f, bagaimana kita dapat menentukan apakah f(P) merupakan suatu nilai maksimum lokal atau minimum lokal?
Teorema 3 (Uji Turunan Parsial Kedua)
Misalkan f memiliki turunan parsial kedua yang kontinu di suatu lingkungan dari (x0,y0) dan misalkan fx(x0,y0) = 0 dan fy(x0,y0) = 0. Definisikan D = D(x0,y0) = fxx(x0,y0).fyy(x0,y0) – fxy2(x0,y0). Maka berlakukah hal-hal berikut:
Jika D > 0 dan fxx(x0,y0) < 0 maka f(x0,y0) merupakan maksimum lokal.
Jika D > 0 dan fxx(x0,y0) > 0 maka f(x0,y0) merupakan minimum lokal.
Jika D < 0 maka f(x0,y0) bukan merupakan suatu nilai ekstrim; (x0,y0) merupakan titik pelana.
Jika D = 0 maka pengujian ini tidak memberikan kesimpulan.
Catatan
dan
Teorema 2 dan Teorema 3 memberikan kita pedoman bagaimana mencari nilai maksimum lokal dan nilai minimum lokal suatu fungsi. Berikut ini diberikan contoh-contoh bagaimana pencarian nilai ekstrim lokal dilakukan.
Contoh 1
Diketahui z = f(x,y) = 4x2 + y2 – 4y. Tentukanlah nilai-nilai ekstrim lokalnya dan jenisnya.
Jawab
Misalkan P adalah titik stasioner fungsi tersebut. Untuk menentukan koordinat P, bentuk persamaan-persamaan dan sehingga diperoleh x = 0 dan y = 2. Jadi, P(0,2).
Untuk menentukan jenis titik stasioner tersebut, kita gunakan Teorema 3.
zxx = 8
zxy = 0
zyy = 2
D = zxx.zyy – zxy2 = 8.2 – 02 = 16 > 0
Karena D> 0 dan fxx > 0 maka P(0,2) menghasilkan nilai minimum lokal.
Nilai minimum lokal tersebut adalah z = f(0,2) = 4.02 + 22 – 4.2 = -4.
Contoh 2
Diketahui z = f(x,y) = 2x4 – x2 + 3y2. Tentukanlah nilai-nilai ekstrim lokalnya dan jenisnya.
Jawab
Misalkan P adalah titik stasioner fungsi tersebut. Untuk menentukan koordinat P, bentuk persamaan-persamaan dan .
Karena zx = 8x3 – 2x = 2x(4x2 – 1) = 2x(2x +1)(2x – 1) = 0, ada tiga kemungkinan bagi x, yaitu x = 0, x = ½, atau x = – ½.
zy = 6y = 0 memberikan y = 0.
Jadi, ada tiga buah titik stasioner, yaitu A(0,0), B(½,0), dan C(-½,0).
Untuk menentukan jenis ketiga titik stasioner tersebut, kita gunakan Teorema 3.
Untuk menguji A(0,0), substitusikan x = 0 dan y = 0 ke dalam D(x,y) dan zxx, diperoleh D = -12 < 0. Karena D < 0, menurut Teorema 3, A(0,0) merupakan titik pelana. [f(0,0) = 0 bukan merupakan nilai minimum lokal maupun maksimum lokal.]
Untuk menguji B(½,0), substitusikan x = ½ dan y = 0 ke dalam D(x,y) dan zxx, diperoleh D = 24 > 0 dan zxx = 4 > 0. Karena D > 0 dan zxx > 0, dari Teorema 3 dapat disimpulkan bahwa B(½,0) menghasilkan nilai minimum lokal. Nilai minimum lokal tersebut adalah z = f(½,0) = 2(½)4 – (½)2 + 3.02 = -0,125.
Untuk menguji C(-½,0), substitusikan x = -½ dan y = 0 ke dalam D(x,y) dan zxx, diperoleh D = 24 > 0 dan zxx = 4 > 0. Karena D > 0 dan zxx > 0, dari Teorema 3 dapat disimpulkan bahwa C(-½,0) menghasilkan nilai minimum lokal. Nilai minimum lokal tersebut adalah z = f(-½,0) = 2(-½)4 – (-½)2 + 3.02 = -0,125.
OPTIMASI FUNGSI DUA VARIABEL MENGGUNAKAN TURUNAN PARSIAL
Kita awali post kali ini dengan suatu teorema penting yang menjamin keberadaan nilai maksimum dan nilai minimum suatu fungsi dengan dua variabel, apabila fungsi tersebut memenuhi syarat-syarat tertentu.
Teorema 1 (Keberadaan Nilai Ekstrim)
Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan pada A ⊆ ℝ2 dan memiliki ℝ sebagai daerah kawannya. Jika A merupakan suatu himpunan tutup yang terbatas maka f memiliki nilai maksimum dan nilai minimum di A.
Sekarang, misalkan f dan A memenuhi semua kondisi yang dipersyaratkan pada Teorema 1, sehingga f memiliki kedua nilai ekstrim. Bagaimana kita dapat menentukan di mana nilai-nilai ekstrim tersebut dicapai?
Teorema 2
Jika P(x0,y0) merupakan suatu titik di mana f(x0,y0) merupakan nilai ekstrim maka P haruslah merupakan titik kritis f di A. Titik kritis tersebut mungkin merupakan titik batas A, titik stasioner, atau titik singular f.
Catatan
Misalkan f diferensiabel di P. Jika di P dan maka P dinamakan titik stasioner dari f. Namun jika f tidak diferensiabel di P maka P dinamakan titik singular.
Jika P merupakan suatu titik stasioner dari f, bagaimana kita dapat menentukan apakah f(P) merupakan suatu nilai maksimum lokal atau minimum lokal?
Teorema 3 (Uji Turunan Parsial Kedua)
Misalkan f memiliki turunan parsial kedua yang kontinu di suatu lingkungan dari (x0,y0) dan misalkan fx(x0,y0) = 0 dan fy(x0,y0) = 0. Definisikan D = D(x0,y0) = fxx(x0,y0).fyy(x0,y0) – fxy2(x0,y0). Maka berlakukah hal-hal berikut:
Jika D > 0 dan fxx(x0,y0) < 0 maka f(x0,y0) merupakan maksimum lokal.
Jika D > 0 dan fxx(x0,y0) > 0 maka f(x0,y0) merupakan minimum lokal.
Jika D < 0 maka f(x0,y0) bukan merupakan suatu nilai ekstrim; (x0,y0) merupakan titik pelana.
Jika D = 0 maka pengujian ini tidak memberikan kesimpulan.
Catatan
dan
Teorema 2 dan Teorema 3 memberikan kita pedoman bagaimana mencari nilai maksimum lokal dan nilai minimum lokal suatu fungsi. Berikut ini diberikan contoh-contoh bagaimana pencarian nilai ekstrim lokal dilakukan.
Contoh 1
Diketahui z = f(x,y) = 4x2 + y2 – 4y. Tentukanlah nilai-nilai ekstrim lokalnya dan jenisnya.
Jawab
Misalkan P adalah titik stasioner fungsi tersebut. Untuk menentukan koordinat P, bentuk persamaan-persamaan dan sehingga diperoleh x = 0 dan y = 2. Jadi, P(0,2).
Untuk menentukan jenis titik stasioner tersebut, kita gunakan Teorema 3.
zxx = 8
zxy = 0
zyy = 2
D = zxx.zyy – zxy2 = 8.2 – 02 = 16 > 0
Karena D> 0 dan fxx > 0 maka P(0,2) menghasilkan nilai minimum lokal.
Nilai minimum lokal tersebut adalah z = f(0,2) = 4.02 + 22 – 4.2 = -4.
Contoh 2
Diketahui z = f(x,y) = 2x4 – x2 + 3y2. Tentukanlah nilai-nilai ekstrim lokalnya dan jenisnya.
Jawab
Misalkan P adalah titik stasioner fungsi tersebut. Untuk menentukan koordinat P, bentuk persamaan-persamaan dan .
Karena zx = 8x3 – 2x = 2x(4x2 – 1) = 2x(2x +1)(2x – 1) = 0, ada tiga kemungkinan bagi x, yaitu x = 0, x = ½, atau x = – ½.
zy = 6y = 0 memberikan y = 0.
Jadi, ada tiga buah titik stasioner, yaitu A(0,0), B(½,0), dan C(-½,0).
Untuk menentukan jenis ketiga titik stasioner tersebut, kita gunakan Teorema 3.
zxx = 24x2 – 2
zxy = 0
zyy = 6
D = zxx.zyy – zxy2 = (24x2 – 2).6 – 02 = 12(12x2 – 1).
Jadi, D = D(x,y) = 12(12x2 – 1)
Untuk menguji A(0,0), substitusikan x = 0 dan y = 0 ke dalam D(x,y) dan zxx, diperoleh D = -12 < 0. Karena D < 0, menurut Teorema 3, A(0,0) merupakan titik pelana. [f(0,0) = 0 bukan merupakan nilai minimum lokal maupun maksimum lokal.]
Untuk menguji B(½,0), substitusikan x = ½ dan y = 0 ke dalam D(x,y) dan zxx, diperoleh D = 24 > 0 dan zxx = 4 > 0. Karena D > 0 dan zxx > 0, dari Teorema 3 dapat disimpulkan bahwa B(½,0) menghasilkan nilai minimum lokal. Nilai minimum lokal tersebut adalah z = f(½,0) = 2(½)4 – (½)2 + 3.02 = -0,125.
Untuk menguji C(-½,0), substitusikan x = -½ dan y = 0 ke dalam D(x,y) dan zxx, diperoleh D = 24 > 0 dan zxx = 4 > 0. Karena D > 0 dan zxx > 0, dari Teorema 3 dapat disimpulkan bahwa C(-½,0) menghasilkan nilai minimum lokal. Nilai minimum lokal tersebut adalah z = f(-½,0) = 2(-½)4 – (-½)2 + 3.02 = -0,125.
LATIHAN SOAL
Latihan Optimasi Fungsi Dua Variabel di Bidang Ekonomi
Bagikan ini:
Most visitors also read :
BERKENALAN DENGAN NILAI DAN VEKTOR EIGEN
DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR (SINGULAR VALUE DECOMPOSITION)
MATRIKS AKAR KUADRAT
SOAL DAN PEMBAHASAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA