Dalam keadaan bebas oksigen terdapat dalam udara; kira-kira 21% volume udara adalah oksigen.
Dalam keadaan terikat sebagai persenyawaan oksigen terdapat dalam air (H2O); juga dalam hampir segala macam batu kerak bumi dan dalam hampir segala zat-zat yang berasal dari hewan dan tumbuhan.
Jika dijumlahkan semua oksigen, maka setengah dari berat kerak bumi terdiri dari oksigen.
Penemu Oksigen
Oksigen ditemukan oleh seorang ahli obat bangsa Swedia, bernama Scheele (1742-1786), hampir pada waktu yang sama dengan seorang pendeta bangsa Inggris, bernama Priestley (1733-1804). Scheele, yang terkenal sebagai seorang eksperimentator terpandai pada zamannya, menemukan oksigen ini pada tahun 1772. Tetapi karena sebab-sebab yang kebetulan, publikasinya, yang menerangkan tak kurang dari 10 macam cara untuk membuat “udara api” itu, baru terbit pada tahun 1777. Pada tahun 1774 Priestley memperoleh oksigen dengan memanaskan raksa oksida, dengan tidak mengetahui tentang hasil yang diperoleh Scheele. Maka Priestley boleh diakui juga sebagai penemu oksigen. Hasil penelitiannya diberitahukannya kepada Lavoisier, yang segera mengulangi percobaan-percobaan Priestley itu. Inilah yang menjadi pokok risalah-risalah Lavoisier yang termashur tentang peristiwa-peristiwa pembakaran (1777).
Pembuatan
Oksigen diperoleh antara lain:
Dengan mencairkan udara, kemudian udara itu perlahan-lahan diuapkan dengan mendidihkannya. Karena nitrogen lebih cepat menguap (titik didih N2 = -1960C; O2 = -1830C), maka semua nitrogen lebih dulu dan oksigen hanya sebagian kecil. Akibatnya adalah, yang tinggal terutama oksigen dengan beberapa persen nitrogen.
Dengan penguraian air oleh arus listrik (elektrolisis): 2 H2O → 2 H2 + O2
Jika raksa oksida dipanaskan: 2 HgO → 2 Hg + O2
Jika kalium klorat, KClO3, dipanaskan, yang kemudian menjadi kalium klorida, KCl: 2 KClO3 → 2 KCl + 3 O2
Pada cara pembuatan yang terakhir kita bubuhi batu kawi, MnO2, pada kalium klorat supaya oksigen dapat terlepas pada suhu yang rendah, dan merata pada semua lapisan. (Zat demikian, yang dapat melancarkan dan mempercepat reaksi, tetapi tidak turut terpakai di dalam reaksi, dinamakan katalisator).
Kedua cara yang tersebut kemudian, yaitu yang dari raksa oksida dan yang dari kalium klorat tidak bermanfaat untuk dilaksanakan dalam praktik, karena besar biayanya. Hanya kedua cara yang pertama memberi manfaat untuk dilakukan secara besar-besaran.
Cara penguraian air pun hanya memberi hasil, jika tenaga listrik diperoleh dengan mudah dan murah (air terjun “water power”).
Dengan cara-cara tersebut kita memperoleh di samping oksigen juga hasil lain, yaitu: dengan cara cairan udara, diperoleh juga nitrogen; dan dengan cara penguraian air, hidrogen. Keuntungan cara yang tersebut kemudian adalah, oksigen yang kita peroleh itu murni sekali.
Sifat-sifat dan penggunaan
Pada suhu dan tekanan udara biasa, oksigen merupakan gas yang tak berwarna dan tak berbau, dan hanya dapat larut sedikit dalam air (dalam 1 liter air dapat larut kira-kira 0,05 liter gas oksigen). Dari oksigen dapat diperoleh persenyawaan-persenyawaan dengan hampir semua unsur, kecuali dengan gas-gas mulia, seperti helium, argon, dan lain-lain. Persenyawaan suatu unsur dengan oksigen dinamakan oksida. Peristiwa oksidasi dalam oksigen yang murni berlangsung lebih lancar dan lebih keras daripada dalam udara. Cara untuk membuktikan adanya oksigen yang bebas berdasarkan sifat tersebut. Jika sebilah kecil kayu yang masih berapi dimasukkan ke dalam oksigen, maka bilah yang berapi itu akan menyala dengan terang.
Gas oksigen yang diperdagangkan dimampatkan ke dalam silinder besi sampai kira-kira 150 atm. Pembakaran akan berlangsung lebih cepat dengan oksigen murni. Jika oksigen disemprotkan ke dalam nyala api berbagai gas (hidrogen, asetilen) maka suhu nyala itu akan lebih tinggi. Karena oksigen yang ditiupkan itu, nyala api menjadi terbatas dalam ruang yang lebih kecil. Jika pembakaran berlangsung dengan udara biasa, maka banyaklah kalor yang dibutuhkan guna meninggikan suhu nitrogen. Tetapi jika pembakaran dilakukan dengan oksigen murni, tidak ada nitrogen yang mengurangi jumlah kalor, sehingga suhu menjadi amat tinggi. Nyala api yang amat tinggi suhunya itu dipergunakan untuk melas autogen, memotong baja, dan dipergunakan juga di galangan-galangan kapal .
OKSIGEN (OXYGENIUM) – (1)
Tempat didapatkannya
Dalam keadaan bebas oksigen terdapat dalam udara; kira-kira 21% volume udara adalah oksigen.
Dalam keadaan terikat sebagai persenyawaan oksigen terdapat dalam air (H2O); juga dalam hampir segala macam batu kerak bumi dan dalam hampir segala zat-zat yang berasal dari hewan dan tumbuhan.
Jika dijumlahkan semua oksigen, maka setengah dari berat kerak bumi terdiri dari oksigen.
Penemu Oksigen
Oksigen ditemukan oleh seorang ahli obat bangsa Swedia, bernama Scheele (1742-1786), hampir pada waktu yang sama dengan seorang pendeta bangsa Inggris, bernama Priestley (1733-1804). Scheele, yang terkenal sebagai seorang eksperimentator terpandai pada zamannya, menemukan oksigen ini pada tahun 1772. Tetapi karena sebab-sebab yang kebetulan, publikasinya, yang menerangkan tak kurang dari 10 macam cara untuk membuat “udara api” itu, baru terbit pada tahun 1777. Pada tahun 1774 Priestley memperoleh oksigen dengan memanaskan raksa oksida, dengan tidak mengetahui tentang hasil yang diperoleh Scheele. Maka Priestley boleh diakui juga sebagai penemu oksigen. Hasil penelitiannya diberitahukannya kepada Lavoisier, yang segera mengulangi percobaan-percobaan Priestley itu. Inilah yang menjadi pokok risalah-risalah Lavoisier yang termashur tentang peristiwa-peristiwa pembakaran (1777).
Pembuatan
Oksigen diperoleh antara lain:
Pada cara pembuatan yang terakhir kita bubuhi batu kawi, MnO2, pada kalium klorat supaya oksigen dapat terlepas pada suhu yang rendah, dan merata pada semua lapisan. (Zat demikian, yang dapat melancarkan dan mempercepat reaksi, tetapi tidak turut terpakai di dalam reaksi, dinamakan katalisator).
Kedua cara yang tersebut kemudian, yaitu yang dari raksa oksida dan yang dari kalium klorat tidak bermanfaat untuk dilaksanakan dalam praktik, karena besar biayanya. Hanya kedua cara yang pertama memberi manfaat untuk dilakukan secara besar-besaran.
Cara penguraian air pun hanya memberi hasil, jika tenaga listrik diperoleh dengan mudah dan murah (air terjun “water power”).
Dengan cara-cara tersebut kita memperoleh di samping oksigen juga hasil lain, yaitu: dengan cara cairan udara, diperoleh juga nitrogen; dan dengan cara penguraian air, hidrogen. Keuntungan cara yang tersebut kemudian adalah, oksigen yang kita peroleh itu murni sekali.
Sifat-sifat dan penggunaan
Pada suhu dan tekanan udara biasa, oksigen merupakan gas yang tak berwarna dan tak berbau, dan hanya dapat larut sedikit dalam air (dalam 1 liter air dapat larut kira-kira 0,05 liter gas oksigen). Dari oksigen dapat diperoleh persenyawaan-persenyawaan dengan hampir semua unsur, kecuali dengan gas-gas mulia, seperti helium, argon, dan lain-lain. Persenyawaan suatu unsur dengan oksigen dinamakan oksida. Peristiwa oksidasi dalam oksigen yang murni berlangsung lebih lancar dan lebih keras daripada dalam udara. Cara untuk membuktikan adanya oksigen yang bebas berdasarkan sifat tersebut. Jika sebilah kecil kayu yang masih berapi dimasukkan ke dalam oksigen, maka bilah yang berapi itu akan menyala dengan terang.
Gas oksigen yang diperdagangkan dimampatkan ke dalam silinder besi sampai kira-kira 150 atm. Pembakaran akan berlangsung lebih cepat dengan oksigen murni. Jika oksigen disemprotkan ke dalam nyala api berbagai gas (hidrogen, asetilen) maka suhu nyala itu akan lebih tinggi. Karena oksigen yang ditiupkan itu, nyala api menjadi terbatas dalam ruang yang lebih kecil. Jika pembakaran berlangsung dengan udara biasa, maka banyaklah kalor yang dibutuhkan guna meninggikan suhu nitrogen. Tetapi jika pembakaran dilakukan dengan oksigen murni, tidak ada nitrogen yang mengurangi jumlah kalor, sehingga suhu menjadi amat tinggi. Nyala api yang amat tinggi suhunya itu dipergunakan untuk melas autogen, memotong baja, dan dipergunakan juga di galangan-galangan kapal .
(bersambung)
Bagikan ini:
Most visitors also read :
BELERANG (SULPHUR) – (3)
BELERANG (SULPHUR) – (2)
BELERANG (SULPHUR) – (1)
TATA NAMA SENYAWA (2)