Sebagian di antara kita barangkali ingin tampil baik sehingga menimbulkan persepsi bahwa kita percaya diri. Salah satu cara untuk tampil percaya diri yaitu dengan memperbaiki penampilan kita agar tampak lebih rapi, lebih segar, dan sebagainya. Namun kadang-kadang hal yang tampak sepele bisa menimbulkan kesan percaya diri. Misalnya dengan memperbaiki expose bagian tertentu tubuh kita, salah satunya adalah melalui bagian depan (frontal area) tubuh kita. Mengapa? Bagian depan tubuh merupakan salah satu bagian ‘intim’ dalam tubuh manusia. Manusia biasa secara refleks berusaha menutupi area ini apabila ada suatu ‘serangan’ atau potensi bahaya yang menuju area ini. Inilah kunci pemahaman bahasa tubuh area frontal.
Blokade/penghalangan/penutupan bagian depan tubuh bisa menandakan dua hal: 1) kekhawatiran, kecemasan, ketidakpercayadirian, atau 2) penolakan. Sebaliknya, pembukaan (expose) area ini menandakan kepercayadirian, keyakinan, keberanian, atau penerimaan. Seorang wanita yang merasa cemas/khawatir bisa mengambil beberapa formasi penutupan area frontal, misalnya dengan menempatkan salah satu lengan menutupi perutnya membentuk huruf L (lengan atas mengarah vertikal ke bawah, lengan bawah horizontal menutupi perut, telapak tangan menempel di perut) atau dengan menempelkan telapak tangan di dada seperti halnya reaksi orang kaget dan tangannya ‘berusaha’ merasakan detak jantungnya.
Ketika Anda sedang berusaha meyakinkan seseorang akan suatu hal (misalnya seorang salesman yang berupaya menutup suatu penjualan), perhatikan apakah calon pembeli tersebut melakukan perubahan formasi tubuh dari keadaan tangan rileks terkujur ke bawah menjadi (tiba-tiba) melipat kedua tangannya menutupi bagian tubuh depan antara dada dan perut. Ini merupakan suatu indikasi ketidaksetujuan atau ketidakyakinan, atau bahkan penolakan. Kadang-kadang reaksi ini disertai dengan pencondongan bagian atas badan ke belakang.
Blokade bagian depan tubuh juga bisa dilakukan dengan menggunakan benda-benda yang mempunyai area cukup luas, misalnya map atau tas. Perhatikan seorang wanita yang memasuki sebuah bank dengan sebuah map menutupi bagian depan tubuhnya. Kemungkinan besar wanita ini sedang merasa tidak nyaman dengan dirinya, mungkin berkenaan dengan bank tsb. atau masalah lain di luar itu. Perhatikan juga seorang dosen pemula/dosen baru yang memasuki ruang kelas. Apakah ia masuk sambil menutup bagian depan tubuhnya? Atau selama memberikan materi ia dalam beberapa kesempatan berusaha menutupi bagian depan dengan tangannya? Apabila jawabannya “ya”, dosen tersebut tidak merasa memiliki kesiapan yang cukup. Ujilah ia dengan suatu pertanyaan ‘mengejutkan’!
Sebaliknya, expose bagian depan tubuh mengisyaratkan penerimaan atau keyakinan. Perhatikan seorang ibu yang ‘mengundang’ anak balitanya agar berjalan/berlari menuju dekapannya. Ibu itu mengulurkan dengan lebar kedua lengannya ke depan sehingga membuka bagian depan tubuhnya. Ibu tersebut menyambut kedatangan anak tersebut menuju dekapannya. Ibu tersebut menunjukkan penerimaannya! Perhatikan seorang polisi lalu lintas yang membuka, membusungkan dadanya dengan posisi kedua tangan di belakang pinggang, tangan kiri memegang tangan kanannya yang terkepal. Dengan pembukaan area frontal ia menunjukkan kesiapannya atau keberaniannya.
Karena itu, bagi Anda yang ingin tampil lebih percaya diri, jangan biarkan tangan Anda menutupi area depan tubuh Anda. Cukuplah pakaian Anda yang menutupi frontal area tubuh Anda. Niscaya, Anda akan tampak lebih percaya diri …
INI DADAKU … MANA DADAMU?
Sebagian di antara kita barangkali ingin tampil baik sehingga menimbulkan persepsi bahwa kita percaya diri. Salah satu cara untuk tampil percaya diri yaitu dengan memperbaiki penampilan kita agar tampak lebih rapi, lebih segar, dan sebagainya. Namun kadang-kadang hal yang tampak sepele bisa menimbulkan kesan percaya diri. Misalnya dengan memperbaiki expose bagian tertentu tubuh kita, salah satunya adalah melalui bagian depan (frontal area) tubuh kita. Mengapa? Bagian depan tubuh merupakan salah satu bagian ‘intim’ dalam tubuh manusia. Manusia biasa secara refleks berusaha menutupi area ini apabila ada suatu ‘serangan’ atau potensi bahaya yang menuju area ini. Inilah kunci pemahaman bahasa tubuh area frontal.
Blokade/penghalangan/penutupan bagian depan tubuh bisa menandakan dua hal: 1) kekhawatiran, kecemasan, ketidakpercayadirian, atau 2) penolakan. Sebaliknya, pembukaan (expose) area ini menandakan kepercayadirian, keyakinan, keberanian, atau penerimaan. Seorang wanita yang merasa cemas/khawatir bisa mengambil beberapa formasi penutupan area frontal, misalnya dengan menempatkan salah satu lengan menutupi perutnya membentuk huruf L (lengan atas mengarah vertikal ke bawah, lengan bawah horizontal menutupi perut, telapak tangan menempel di perut) atau dengan menempelkan telapak tangan di dada seperti halnya reaksi orang kaget dan tangannya ‘berusaha’ merasakan detak jantungnya.
Ketika Anda sedang berusaha meyakinkan seseorang akan suatu hal (misalnya seorang salesman yang berupaya menutup suatu penjualan), perhatikan apakah calon pembeli tersebut melakukan perubahan formasi tubuh dari keadaan tangan rileks terkujur ke bawah menjadi (tiba-tiba) melipat kedua tangannya menutupi bagian tubuh depan antara dada dan perut. Ini merupakan suatu indikasi ketidaksetujuan atau ketidakyakinan, atau bahkan penolakan. Kadang-kadang reaksi ini disertai dengan pencondongan bagian atas badan ke belakang.
Blokade bagian depan tubuh juga bisa dilakukan dengan menggunakan benda-benda yang mempunyai area cukup luas, misalnya map atau tas. Perhatikan seorang wanita yang memasuki sebuah bank dengan sebuah map menutupi bagian depan tubuhnya. Kemungkinan besar wanita ini sedang merasa tidak nyaman dengan dirinya, mungkin berkenaan dengan bank tsb. atau masalah lain di luar itu. Perhatikan juga seorang dosen pemula/dosen baru yang memasuki ruang kelas. Apakah ia masuk sambil menutup bagian depan tubuhnya? Atau selama memberikan materi ia dalam beberapa kesempatan berusaha menutupi bagian depan dengan tangannya? Apabila jawabannya “ya”, dosen tersebut tidak merasa memiliki kesiapan yang cukup. Ujilah ia dengan suatu pertanyaan ‘mengejutkan’!
Sebaliknya, expose bagian depan tubuh mengisyaratkan penerimaan atau keyakinan. Perhatikan seorang ibu yang ‘mengundang’ anak balitanya agar berjalan/berlari menuju dekapannya. Ibu itu mengulurkan dengan lebar kedua lengannya ke depan sehingga membuka bagian depan tubuhnya. Ibu tersebut menyambut kedatangan anak tersebut menuju dekapannya. Ibu tersebut menunjukkan penerimaannya! Perhatikan seorang polisi lalu lintas yang membuka, membusungkan dadanya dengan posisi kedua tangan di belakang pinggang, tangan kiri memegang tangan kanannya yang terkepal. Dengan pembukaan area frontal ia menunjukkan kesiapannya atau keberaniannya.
Karena itu, bagi Anda yang ingin tampil lebih percaya diri, jangan biarkan tangan Anda menutupi area depan tubuh Anda. Cukuplah pakaian Anda yang menutupi frontal area tubuh Anda. Niscaya, Anda akan tampak lebih percaya diri …
Bagikan ini:
Most visitors also read :
BAKAL KERUNTUHAN SUATU JARINGAN INTELIJEN (1)
BANGGA MENJADI INTEL GADUNGAN
KEBODOHAN YANG TERTUTUPI SELEMBAR KERTAS
KEJUJURAN KAKI