Brom pun hanya terdapat di dalam persenyawaan belaka berupa bromida (NaBr, KBr, MgBr2), antara lain sedikit dalam air laut dan dalam garam yang disebut “Abraumsalze”.
Unsurnya diperoleh:
Dari lindi induk pada pemasakan garam (yaitu zat cair yang tinggal, setelah bagian yang terbesar dari garam dapur itu menghablur) dan dari lindi induk sisa pembuatan KCl. Ke dalam zat cair sisa itu dialirkan klor, sehingga terjadi reaksi:
MgBr2 + Cl2 → MgCl2 + Br2
2. Brom dapat juga diperoleh dengan memanaskan bromida dengan batu kawi (MnO2) dan asam sulfat:
Secara teknik boleh dikatakan hanya cara yang pertama yang dikerjakan orang. Larutan yang mengandung bromida dialirkan sedikit-sedikit dari atas ke bawah dalam menara berisikan batu, sedang di bawah menara itu dialirkan klor ke dalamnya, yang naik ke atas, yang melepaskan brom dari persenyawaannya. Uap brom yang masih mengandung klor disalurkan lagi ke dalam larutan bromida, sehingga terdapat brom murni.
Agar brom itu lebih baik menguap dari larutan di dalam menara tadi itu, ditiupkan pula kukus bersama-sama klor itu ke dalamnya, sehingga zat cair yang mengalir ke bawah itu menjadi panas dan mendekati titik didih.
Banyak brom yang dipergunakan untuk pembuatan zat-zat, yang memperbaiki kualitas bensin. Di Amerika Serikat bromin dibuat secara pertama dari air laut.
Sifat-sifat
Brom adalah zat cair yang berat, berwarna merah tengguli, berat jenis 3, mudah menguap, mudah juga larut dalam air (air brom) dan baik sekali larut dalam karbon sulfida (CS2).
Melihat sifat kimianya, brom banyak kesamaannya dengan klor. Brom mudah bersenyawa dengan logam, begitu juga dengan metaloid dan terlebih lagi dengan hidrogen. Kebanyakan dari reaksi-reaksi ini kurang kuat daripada dengan klor. Campuran uap brom dengan hidrogen tidak bersifat meledak, kedua unsur itu pada suhu yang ditinggikan bersenyawa dengan agak lambat juga.
Seperti klor, brom pun juga bereaksi sebagai oksidator. Jika misalnya gas SO2 dialirkan ke dalam air brom, maka gas itu dioksidasi, sedangkan warna larutan brom yang merah tengguli itu menjadi hilang, karena terjadi larutan HBr yang tidak berwarna:
Br2 + H2O + SO2 → 2 HBr + SO3
H2O + SO3 → H2SO4
Brom dapat memisahkan yodium dari persenyawaannya dengan logam atau dengan hidrogen:
2 KI + Br2 → 2 KBr + I2
Persenyawaan brom
Brom mengadakan dengan hidrogen dan oksigen suatu deretan persenyawaan yang bersamaan dengan persenyawaan-persenyawaan klor. Tetapi persenyawaan brom-oksigen dan berbagai asam brom tidak berarti dan oleh karena itu tidak dibahas lebih lanjut di sini.
Hidrogen bromida (HBr)
Cara memperoleh gas hidrogen bromida dari natrium bromida dan asam sulfat pekat (jadi sejalan dengan cara memperoleh HCl) tidaklah baik. Jika asam sulfat pekat dipanaskan, mungkin bereaksi oksidasi. HCl kuat menahan pengoksidasian ini, tetapi HBr kurang kuat menahannya. Jika natrium bromida disatukan dengan asam sulfat pekat, maka HBr yang mula-mula sudah terbentuk itu akan terurai kembali:
2 NaBr + H2SO4 → Na2SO4 + 2 HBr
2 HBr + H2SO4 → Br2 + 2 H2O + SO2
Cara yang lebih baik untuk memperoleh gas hidrogen bromida adalah mencampurkan fosfor dengan brom dan setelah itu dengan hati-hati menambahkan air ke dalamnya.
P4 + 6 Br2 → 4 PBr3
PBr3 + 3 H2O → 3 HBr + H3PO3
Jika tidak terlalu banyak air yang ditambahkan itu, maka HBr yang terjadi dan berupa gas tak berwarna itu menguap ke udara; jika cukup airnya, HBr itu tentu akan larut dalam air. HBr, seperti HCl mudah sekali larut dalam air; larutan HBr bersifat asam kuat.
Beberapa bromida, terutama NaBr, dipergunakan dalam dunia kedokteran sebagai penenang urat syaraf. Perak bromida dipakai dalam bidang fotografi sebagai zat yang peka cahaya pada film dan kertas potret.
Kebanyakan bromida pun mudah larut dalam air; yang sangat sedikit larut adalah AgBr, PbBr2, dan HgBr. Terbentuknya endapan AgBr yang putih-kuning warnanya dapat dijadikan reaksi pengenal HBr atau bromida.
Untuk membedakan klorida dan bromida dapat dipergunakan air klor; air klor dengan larutan bromida menjadi berwarna merah tengguli karena brom yang terpisah.
BROM
Berat atom: 79,916
Tempat terdapat dan pembuatan
Brom pun hanya terdapat di dalam persenyawaan belaka berupa bromida (NaBr, KBr, MgBr2), antara lain sedikit dalam air laut dan dalam garam yang disebut “Abraumsalze”.
Unsurnya diperoleh:
MgBr2 + Cl2 → MgCl2 + Br2
2. Brom dapat juga diperoleh dengan memanaskan bromida dengan batu kawi (MnO2) dan asam sulfat:
Secara teknik boleh dikatakan hanya cara yang pertama yang dikerjakan orang. Larutan yang mengandung bromida dialirkan sedikit-sedikit dari atas ke bawah dalam menara berisikan batu, sedang di bawah menara itu dialirkan klor ke dalamnya, yang naik ke atas, yang melepaskan brom dari persenyawaannya. Uap brom yang masih mengandung klor disalurkan lagi ke dalam larutan bromida, sehingga terdapat brom murni.
Agar brom itu lebih baik menguap dari larutan di dalam menara tadi itu, ditiupkan pula kukus bersama-sama klor itu ke dalamnya, sehingga zat cair yang mengalir ke bawah itu menjadi panas dan mendekati titik didih.
Banyak brom yang dipergunakan untuk pembuatan zat-zat, yang memperbaiki kualitas bensin. Di Amerika Serikat bromin dibuat secara pertama dari air laut.
Sifat-sifat
Brom adalah zat cair yang berat, berwarna merah tengguli, berat jenis 3, mudah menguap, mudah juga larut dalam air (air brom) dan baik sekali larut dalam karbon sulfida (CS2).
Melihat sifat kimianya, brom banyak kesamaannya dengan klor. Brom mudah bersenyawa dengan logam, begitu juga dengan metaloid dan terlebih lagi dengan hidrogen. Kebanyakan dari reaksi-reaksi ini kurang kuat daripada dengan klor. Campuran uap brom dengan hidrogen tidak bersifat meledak, kedua unsur itu pada suhu yang ditinggikan bersenyawa dengan agak lambat juga.
Seperti klor, brom pun juga bereaksi sebagai oksidator. Jika misalnya gas SO2 dialirkan ke dalam air brom, maka gas itu dioksidasi, sedangkan warna larutan brom yang merah tengguli itu menjadi hilang, karena terjadi larutan HBr yang tidak berwarna:
Br2 + H2O + SO2 → 2 HBr + SO3
H2O + SO3 → H2SO4
Brom dapat memisahkan yodium dari persenyawaannya dengan logam atau dengan hidrogen:
2 KI + Br2 → 2 KBr + I2
Persenyawaan brom
Brom mengadakan dengan hidrogen dan oksigen suatu deretan persenyawaan yang bersamaan dengan persenyawaan-persenyawaan klor. Tetapi persenyawaan brom-oksigen dan berbagai asam brom tidak berarti dan oleh karena itu tidak dibahas lebih lanjut di sini.
Hidrogen bromida (HBr)
Cara memperoleh gas hidrogen bromida dari natrium bromida dan asam sulfat pekat (jadi sejalan dengan cara memperoleh HCl) tidaklah baik. Jika asam sulfat pekat dipanaskan, mungkin bereaksi oksidasi. HCl kuat menahan pengoksidasian ini, tetapi HBr kurang kuat menahannya. Jika natrium bromida disatukan dengan asam sulfat pekat, maka HBr yang mula-mula sudah terbentuk itu akan terurai kembali:
2 NaBr + H2SO4 → Na2SO4 + 2 HBr
2 HBr + H2SO4 → Br2 + 2 H2O + SO2
Cara yang lebih baik untuk memperoleh gas hidrogen bromida adalah mencampurkan fosfor dengan brom dan setelah itu dengan hati-hati menambahkan air ke dalamnya.
P4 + 6 Br2 → 4 PBr3
PBr3 + 3 H2O → 3 HBr + H3PO3
Jika tidak terlalu banyak air yang ditambahkan itu, maka HBr yang terjadi dan berupa gas tak berwarna itu menguap ke udara; jika cukup airnya, HBr itu tentu akan larut dalam air. HBr, seperti HCl mudah sekali larut dalam air; larutan HBr bersifat asam kuat.
Beberapa bromida, terutama NaBr, dipergunakan dalam dunia kedokteran sebagai penenang urat syaraf. Perak bromida dipakai dalam bidang fotografi sebagai zat yang peka cahaya pada film dan kertas potret.
Kebanyakan bromida pun mudah larut dalam air; yang sangat sedikit larut adalah AgBr, PbBr2, dan HgBr. Terbentuknya endapan AgBr yang putih-kuning warnanya dapat dijadikan reaksi pengenal HBr atau bromida.
Untuk membedakan klorida dan bromida dapat dipergunakan air klor; air klor dengan larutan bromida menjadi berwarna merah tengguli karena brom yang terpisah.
Bagikan ini:
Most visitors also read :
BELERANG (SULPHUR) – (3)
BELERANG (SULPHUR) – (2)
BELERANG (SULPHUR) – (1)
TATA NAMA SENYAWA (2)