Di negara-negara yang mengalami musim salju, seringkali jalan-jalan raya ditaburi garam dengan tujuan agar ketika salju turun, salju yang jatuh di jalan tidak menumpuk (agar tidak terbentuk lapisan es yang tebal) karena es yang terdapat di permukaan jalan dapat mengakibatkan kecelakaan, khususnya bagi kendaraan-kendaraan yang melintasi jalan tersebut. Bagaimana “cara kerja” garam tersebut sehingga bisa mencairkan es yang terdapat di jalanan?
Teknik di atas merupakan salah satu penerapan sifat koligatif larutan encer. Sifat koligatif suatu larutan adalah sifat suatu larutan encer yang tidak tergantung dari jenis zat terlarut (solute), namun tergantung hanya dari banyaknya zat terlarut tersebut. Larutan yang mempunyai sifat koligatif disebut larutan ideal. Sifat koligatif larutan meliputi empat hal, yaitu 1) penurunan titik beku dan kenaikan titik didih, 2) penurunan tekanan uap jenuh, dan 3) tekanan osmosis.
Dalam tulisan saya kali ini akan dibahas penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan penurunan tekanan uap jenuh. Mengenai tekanan osmosis akan diuraikan di bagian ke-2 tulisan ini.
Penurunan titik beku (ΔTf) dan kenaikan titik didih (ΔTb)
Dalam hal ini, berlaku hukum Beckmann dan Raoult, yaitu: a) Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih suatu larutan tidak tergantung dari jenis solute dalam larutan tersebut, tetapi hanya tergantung dari konsentrasi solute dalam dalam larutan itu; b) Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih suatu larutan sebanding dengan jumlah mol solute dalam setiap 1000 gram solvent (=pelarut, yang melarutkan).
Secara matematis, berlaku: ΔTf = Kf ∙ m dan ΔTb = Kb ∙ m
dengan Kf = tetapan penurunan titik beku molal, Kb = tetapan kenaikan titik didih molal, m = konsentrasi molal larutan
Syarat-syarat hukum Beckmann dan Raoult:
Hanya berlaku bagi larutan yang sangat encer.
Rumus ΔTf dan ΔTb tersebut hanya berlaku bagi larutan non-elektrolit
Hukum Beckmann yang berkenaan dengan ΔTbtidak berlaku bagi larutan yang mudah menguap (volatile solution).
Contoh 1
1,71 gram C12H22O11 (sukrosa) dilarutkan ke dalam 100 gram air. Berapakah titik beku larutan yang terbentuk, apabila air membeku pada 00C dan Kf air = 1,85 0C?
Jadi, titik beku larutan tersebut adalah 00C – 0,09250C = -0,09250C.
Contoh 2
Ke dalam 250 gram air dilarutkan 9 gram C6H12O6 (glukosa). Berapakah titik didih larutan yang terbentuk, apabila titik didih air semula 1000C dan Kb air = 0,520C?
Jadi, titik didih larutan yang terbentuk adalah 1000C + 0,1040C = 100,1040C.
Penurunan tekanan uap jenuh (ΔP)
Di atas setiap zat cair selalu terdapat uap. Tekanan uap di atas zat cair tersebut dinamakan tekanan uap jenuh. Besarnya tekanan uap jenuh ini tergantung dari jenis zat cair itu dan tergantung juga dari suhu zat cair tersebut. Sebagai contoh, air pada suhu 500C memiliki tekanan uap jenuh sebesar 9,25 cm Hg, sedangkan pada suhu 1000C tekanan uap jenuhnya adalah 76 cm Hg.
Ketika ke dalam suatu pelarut murni (pure solvent) dilarutkan suatu zat terlarut (solute), solute tersebut akan ‘menghalangi’ molekul solvent yang akan menguap. Karena itulah tekanan uap jenuh akan berkurang. Pada penurunan tekanan uap jenuh berlaku hukum Raoult, yaitu: a) Penurunan tekanan uap jenuh tidak tergantung dari jenis solute, tetapi hanya tergantung dari jumlah mol solute; b) Penurunan tekanan uap jenuh sebanding dengan fraksi mol solute.
Secara matematis dapat ditulis ΔP = (1 – Xv)∙Pv0 = Xu∙Pv0
Dengan Xu = fraksi mol solute, Xv = fraksi mol solvent, Pv0 = tekanan uap jenuh pure solvent
Contoh 3
Tekanan uap jenuh air pada suhu 600C adalah 14,94 cm Hg. Berapakah tekanan uap jenuh larutan yang terbentuk dari 450 gram air dan 6 gram ureum CO(NH2)2?
Jawab:
Mr air = 18, sehingga jumlah mol solvent = 450/18 mol = 25 mol
Mr ureum = 60 sehingga jumlah mol soluent = 6/60 mol = 0,1 mol
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN (1)
Di negara-negara yang mengalami musim salju, seringkali jalan-jalan raya ditaburi garam dengan tujuan agar ketika salju turun, salju yang jatuh di jalan tidak menumpuk (agar tidak terbentuk lapisan es yang tebal) karena es yang terdapat di permukaan jalan dapat mengakibatkan kecelakaan, khususnya bagi kendaraan-kendaraan yang melintasi jalan tersebut. Bagaimana “cara kerja” garam tersebut sehingga bisa mencairkan es yang terdapat di jalanan?
Teknik di atas merupakan salah satu penerapan sifat koligatif larutan encer. Sifat koligatif suatu larutan adalah sifat suatu larutan encer yang tidak tergantung dari jenis zat terlarut (solute), namun tergantung hanya dari banyaknya zat terlarut tersebut. Larutan yang mempunyai sifat koligatif disebut larutan ideal. Sifat koligatif larutan meliputi empat hal, yaitu 1) penurunan titik beku dan kenaikan titik didih, 2) penurunan tekanan uap jenuh, dan 3) tekanan osmosis.
Dalam tulisan saya kali ini akan dibahas penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan penurunan tekanan uap jenuh. Mengenai tekanan osmosis akan diuraikan di bagian ke-2 tulisan ini.
Dalam hal ini, berlaku hukum Beckmann dan Raoult, yaitu: a) Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih suatu larutan tidak tergantung dari jenis solute dalam larutan tersebut, tetapi hanya tergantung dari konsentrasi solute dalam dalam larutan itu; b) Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih suatu larutan sebanding dengan jumlah mol solute dalam setiap 1000 gram solvent (=pelarut, yang melarutkan).
Secara matematis, berlaku: ΔTf = Kf ∙ m dan ΔTb = Kb ∙ m
dengan Kf = tetapan penurunan titik beku molal, Kb = tetapan kenaikan titik didih molal, m = konsentrasi molal larutan
Syarat-syarat hukum Beckmann dan Raoult:
Contoh 1
1,71 gram C12H22O11 (sukrosa) dilarutkan ke dalam 100 gram air. Berapakah titik beku larutan yang terbentuk, apabila air membeku pada 00C dan Kf air = 1,85 0C?
Jawab:
Mr C12H22O11 = 12.12 + 22.1 + 11.16 = 144 + 22 + 176 = 342
Jumlah mol C12H22O11 = 1,71/342 mol = 0,005 mol
Molalitas C12H22O11 = m = 0,005 ∙ 1000/100 molal = 0,05 molal
ΔTf = Kf ∙ m = 1,85 0C ∙ 0,05 = 0,0925 0C
Jadi, titik beku larutan tersebut adalah 00C – 0,09250C = -0,09250C.
Contoh 2
Ke dalam 250 gram air dilarutkan 9 gram C6H12O6 (glukosa). Berapakah titik didih larutan yang terbentuk, apabila titik didih air semula 1000C dan Kb air = 0,520C?
Jawab:
Mr C6H12O6 = 6.12 + 12.1 + 6.16 = 72 + 12 + 96 = 180
Jumlah mol C6H12O6 = 9/180 mol = 0,05 mol
Molalitas C6H12O6 = m = 0,05 ∙ 1000/250 molal = 0,2 molal
ΔTb = Kb ∙ m = 0,52 0C ∙ 0,2 = 0,104 0C
Jadi, titik didih larutan yang terbentuk adalah 1000C + 0,1040C = 100,1040C.
Di atas setiap zat cair selalu terdapat uap. Tekanan uap di atas zat cair tersebut dinamakan tekanan uap jenuh. Besarnya tekanan uap jenuh ini tergantung dari jenis zat cair itu dan tergantung juga dari suhu zat cair tersebut. Sebagai contoh, air pada suhu 500C memiliki tekanan uap jenuh sebesar 9,25 cm Hg, sedangkan pada suhu 1000C tekanan uap jenuhnya adalah 76 cm Hg.
Ketika ke dalam suatu pelarut murni (pure solvent) dilarutkan suatu zat terlarut (solute), solute tersebut akan ‘menghalangi’ molekul solvent yang akan menguap. Karena itulah tekanan uap jenuh akan berkurang. Pada penurunan tekanan uap jenuh berlaku hukum Raoult, yaitu: a) Penurunan tekanan uap jenuh tidak tergantung dari jenis solute, tetapi hanya tergantung dari jumlah mol solute; b) Penurunan tekanan uap jenuh sebanding dengan fraksi mol solute.
Secara matematis dapat ditulis ΔP = (1 – Xv)∙Pv0 = Xu∙Pv0
Dengan Xu = fraksi mol solute, Xv = fraksi mol solvent, Pv0 = tekanan uap jenuh pure solvent
Contoh 3
Tekanan uap jenuh air pada suhu 600C adalah 14,94 cm Hg. Berapakah tekanan uap jenuh larutan yang terbentuk dari 450 gram air dan 6 gram ureum CO(NH2)2?
Jawab:
Mr air = 18, sehingga jumlah mol solvent = 450/18 mol = 25 mol
Mr ureum = 60 sehingga jumlah mol soluent = 6/60 mol = 0,1 mol
Fraksi mol soluent = Xu = 0,1/(0,1+25) = 0,1/25,1 = 0,004
Penurunan tekanan uap jenuh = ΔP = Xu∙Pv0 = 0,004 ∙ 14,94 cm Hg ≈ 0,06 cm Hg.
Tekanan uap jenuh larutan ≈ 14,94 cm Hg – 0,06 cm Hg = 14,88 cm Hg.
Bagikan ini:
Most visitors also read :
BELERANG (SULPHUR) – (3)
BELERANG (SULPHUR) – (2)
BELERANG (SULPHUR) – (1)
TATA NAMA SENYAWA (2)