I shall dan I will keduanya dapat dibenarkan dalam penggunaan Simple Future Tense. Namun ada perbedaan penggunaan keduanya dalam Future Tense.
Dalam Simple Future Tense, kata shalldan willdigunakan untuk mengungkapkan hal yang akan diperbuat atau terjadi di masa mendatang.
Contoh:
I shall bring the radio to his apartment.
I shall accompany my mother tonight.
I shall take a plane to reach Singapore.
Ketiga contoh kalimat tersebut menyatakan hal yang belum terjadi, namun akan diperbuat di masa mendatang. Bandingkan dengan tiga contoh berikut ini.
I will bring the radio to his apartment.
I will accompany my mother tonight.
I will take a plane to reach Singapore.
Kita tahu bahwa untuk orang pertama (tunggal maupun jamak), will maupun shall dapat digunakan. Namun sebenarnya ada perbedaan “muatan” atau “kandungan” di antara keduanya. Kata shall digunakan dalam Future Tense apabila hal yang akan diperbuat atau terjadi tersebut sebenarnya bukan “keinginan murni” subjek kalimat (yaitu I atau We), namun subjek kalimat tersebut berada dalam suatu kondisi eksternal (yang tidak dapat ia kendalikan atau kelola).Lain halnya dengan will. Apabila subjek kalimat (I atau We) menggunakan kata will dalam Future Tense, apa yang akan diperbuat tersebut memang benar-benar keinginan (yang tulus) dari dalam diri subjek untuk melakukan suatu hal di masamendatang.
Mari kita bandingkan “I shall bring the radio to his apartment.” dengan “I will bring the radio to his apartment.” Misalkan Susan mengatakan “I shall bring the radio to his apartment.” kepada rekan kerjanya. Ketika Susan mengatakan ini, mungkin ia sendiri tidak ada keinginan untuk membawa radio ke apartemennya Andi (misalnya). Tetapi karena Andi menyuruh/memaksa Susan untuk membawa radio itu ke apartemennya, sedangkan Andi itu adalah atasannya Susan, maka akhirnya Susan akan (namun agak terpaksa) membawa radio itu ke apartemen Andi. Lain halnya apabila Susan mengatakan ini: “I will bring the radio to his apartment.” Ini menyatakan keinginan Susan yang tulus dan tanpa tekanan dari luar. Mungkin Susan sedang banyak waktu luang sehingga ia berkeinginan untuk membawa radio itu ke apartemen Andi.
Ketika seseorang mengatakan “I shall accompany my mother tonight”, barangkali situasinya adalah ibunya sakit dan meminta anaknya untuk menemaninya malam ini. Jadi, subjek kalimat “terjebak dalam situasi” ibunya yang sakit dan memintanya untuk menemaninya. Namun ketika orang yang sama mengatakan “I will accompany my mother tonight.” Barangkali ibunya hanya sakit ringan saja dan sebenarnya cukup aman walaupun tidak ditemani. Namun karena orang tersebut memang memiliki keinginan yang tulus atau inisiatif untuk menemani ibunya, ia akan melakukan hal tersebut (tidak dengan terpaksa).
Referensi:
Thomson, A.J. & A. V. Martinet, A Practical English Grammar, 4th edition, Oxford University Press, 1986.
PERBEDAAN I SHALL DAN I WILL
I shall dan I will keduanya dapat dibenarkan dalam penggunaan Simple Future Tense. Namun ada perbedaan penggunaan keduanya dalam Future Tense.
Dalam Simple Future Tense, kata shall dan will digunakan untuk mengungkapkan hal yang akan diperbuat atau terjadi di masa mendatang.
Contoh:
Ketiga contoh kalimat tersebut menyatakan hal yang belum terjadi, namun akan diperbuat di masa mendatang. Bandingkan dengan tiga contoh berikut ini.
Kita tahu bahwa untuk orang pertama (tunggal maupun jamak), will maupun shall dapat digunakan. Namun sebenarnya ada perbedaan “muatan” atau “kandungan” di antara keduanya. Kata shall digunakan dalam Future Tense apabila hal yang akan diperbuat atau terjadi tersebut sebenarnya bukan “keinginan murni” subjek kalimat (yaitu I atau We), namun subjek kalimat tersebut berada dalam suatu kondisi eksternal (yang tidak dapat ia kendalikan atau kelola). Lain halnya dengan will. Apabila subjek kalimat (I atau We) menggunakan kata will dalam Future Tense, apa yang akan diperbuat tersebut memang benar-benar keinginan (yang tulus) dari dalam diri subjek untuk melakukan suatu hal di masa mendatang.
Mari kita bandingkan “I shall bring the radio to his apartment.” dengan “I will bring the radio to his apartment.” Misalkan Susan mengatakan “I shall bring the radio to his apartment.” kepada rekan kerjanya. Ketika Susan mengatakan ini, mungkin ia sendiri tidak ada keinginan untuk membawa radio ke apartemennya Andi (misalnya). Tetapi karena Andi menyuruh/memaksa Susan untuk membawa radio itu ke apartemennya, sedangkan Andi itu adalah atasannya Susan, maka akhirnya Susan akan (namun agak terpaksa) membawa radio itu ke apartemen Andi. Lain halnya apabila Susan mengatakan ini: “I will bring the radio to his apartment.” Ini menyatakan keinginan Susan yang tulus dan tanpa tekanan dari luar. Mungkin Susan sedang banyak waktu luang sehingga ia berkeinginan untuk membawa radio itu ke apartemen Andi.
Ketika seseorang mengatakan “I shall accompany my mother tonight”, barangkali situasinya adalah ibunya sakit dan meminta anaknya untuk menemaninya malam ini. Jadi, subjek kalimat “terjebak dalam situasi” ibunya yang sakit dan memintanya untuk menemaninya. Namun ketika orang yang sama mengatakan “I will accompany my mother tonight.” Barangkali ibunya hanya sakit ringan saja dan sebenarnya cukup aman walaupun tidak ditemani. Namun karena orang tersebut memang memiliki keinginan yang tulus atau inisiatif untuk menemani ibunya, ia akan melakukan hal tersebut (tidak dengan terpaksa).
Referensi:
Thomson, A.J. & A. V. Martinet, A Practical English Grammar, 4th edition, Oxford University Press, 1986.
Bagikan ini:
Most visitors also read :
SIMPLE PAST vs PRESENT PERFECT TENSE (2)
SIMPLE PAST vs PRESENT PERFECT TENSE (1)
FLAMMABLE ATAU INFLAMMABLE?
LIFT ATAU ELEVATOR?