Uji t 2-sampel digunakan untuk memeriksa selisih di antara rata-rata dua populasi. Uji tersebut sering digunakan untuk memeriksa apakah dua populasi memiliki rata-rata yang sama. Bagaimana apabila sekarang terdapat lebih dari dua populasi dan kita ingin mengetahui apakah populasi-populasi tersebut memiliki rata-rata yang sama? Pertanyaan ini dijawab dengan menggunakan one-way ANOVA(one-way analysis of variance). One-way ANOVA merupakan perluasan dari uji t untuk perbedaan dua rata-rata populasi dengan variansi sama (pooled variance t test for the difference between two means).
Contoh-contoh kasus yang dapat dijawab oleh one-way ANOVA, misalnya:
Apakah beberapa buah kantor cabang penjualan suatu produk memiliki rata-rata hasil penjualan yang sama?
Apakah beberapa pabrik yang memproduksi suatu barang sama dalam hal rata-rata persentase barang cacat yang dihasilkan?
Apakah beberapa metode pelatihan yang berbeda yang diterapkan kepada pegawai baru memberikan hasil yang berbeda?
Apakah ada perbedaan dalam hal rata-rata lamanya anak-anak usia Taman Kanak-kanak menonton iklan makanan, mainan, dan pakaian?
Asumsi-asumsi ANOVA
1. Syarat kenormalan: masing-masing populasi berdistribusi normal
2. Syarat kehomogenan variansi: semua populasi bervariansi sama
3. Setiap sampel yang diambil merupakan sampel acak yang saling bebas
Jika terdapat k buah populasi yang akan diuji rata-ratanya, maka dalam one-way ANOVA pasangan hipotesisnya adalah:
H0:
H1: tidak semua bernilai sama (j = 1, 2, 3, …, k)
Statistik uji yang digunakan adalah: Daerah kritisuji ini adalah , di mana adalah nilai kritis distribusi F untuk taraf nyata , derajat kebebasan pembilang dan derajat kebebasan penyebut .
Pada statistik F di atas,
(= mean square treatmentatau rata-rata kuadrat treatment)
(= mean square erroratau rata-rata kuadrat galat)
(= jumlah kuadrat treatment)
(= jumlah kuadrat galat)
(dinamakan grand mean, rata-rata keseluruhan)
(total banyaknya sampel)
adalah sampel ke-i yang diambil dari populasi ke-j
adalah rata-rata sampel yang diambil dari populasi ke-j (= rata-rata treatment)
adalah banyaknya sampel yang diambil dari populasi ke-j
Catatan: Dalam ANOVA, jumlah antara SSA dan SSE adalah SST, yaitu Sum of Squares Total: SST = SSA + SSE
Dalam one-way ANOVA, dari masing-masing populasi yang akan diperbandingkan rata-ratanya, diambil sejumlah sampel. Untuk mengidentifikasikan populasi yang berbeda dalam one-way ANOVA, biasa digunakan istilah treatment. Jadi, dalam memperbandingkan k buah populasi dengan one-way ANOVA, kita dihadapkan pada k buah treatment. Misalnya, pada contoh kasus 4 di atas, terdapat tiga buah treatment, yaitu iklan mainan, iklan makanan, dan iklan pakaian. Sampel ke-i yang diambil dari treatment j dilambangkan dengan . Di tahap awal setelah nilai-nilai didapatkan perlu dihitung rata-rata sampel masing-masing treatment untuk j = 1, 2, 3, …, k. Selain itu, rata-rata keseluruhan juga dihitung dengan rumus yang telah diuraikan di atas. Setelah semua rata-rata ini dihitung, statistik F dapat dihitung.
Contoh
Untuk mengetahui apakah di antara Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Cimahi terdapat perbedaan rata-rata penghasilan penduduknya, diambil sampel acak penduduk masing-masing daerah tersebut. Dari populasi penduduk Kab. Bandung diambil 10 sampel, dari Bandung Barat 5 sampel, dan dari Cimahi juga 5 sampel. Hasil sampling tersebut (dalam satuan juta Rupiah) diringkaskan dalam tabel berikut.
Apakah terdapat perbedaan rata-rata penghasilan penduduk di ketiga daerah tersebut? Gunakan taraf nyata 0,05. Anggaplah masing-masing populasi berdistribusi normal dan memiliki variansi yang sama.
Misalkan:
Rata-rata penghasilan penduduk Kab. Bandung adalah
Rata-rata penghasilan penduduk Kab. Bandung Barat adalah
Rata-rata penghasilan penduduk Kota Cimahi adalah
H0: (Rata-rata penghasilan penduduk di ketiga daerah sama)
H1: Rata-rata penghasilan penduduk di antara ketiga daerah tersebut ada yang berbeda
Taraf nyata:
Statistik uji yang digunakan adalah
Untuk menentukan daerah kritis dalam uji ini, hitung dulu derajat kebebasan (df) pembilang dan penyebut. Dalam contoh ini ada 3 buah treatment, sehingga k = 3, dan diperoleh derajat kebebasan pembilang adalah . Total banyaknya sampel adalah , sehingga derajat kebebasan penyebut adalah . Dari tabel nilai kritis F untuk , diperoleh nilai kritis sebesar 3,59. Jadi, kriteria untuk menolak hipotesis nol adalah F > 3,59.
Langkah berikutnya adalah menghitung nilai F hasil sampling. Ini diawali dengan menghitung rata-rata sampel masing-masing treatment.
Kab. Bandung:
Kab. Bandung Barat:
Kota Cimahi:
(Lihat tabel berikut)
Grand mean hasil sampling tersebut adalah
Karena hasil sampling menunjukkan F = 1,39 (sedangkan daerah kritisnya adalah F > 3,59) kita tidak dapat menolak hipotesis nol. Tidak cukup bukti untuk menyatakan adanya perbedaan signifikan di antara rata-rata pendapatan penduduk ketiga daerah tersebut.
Catatan:
Hasil perhitungan ANOVA biasanya ditampilkan dalam Tabel Ringkasan ANOVA dengan format berikut.
Jadi, pada contoh ini, Tabel Ringkasan ANOVA-nya adalah sebagai berikut.
Tabel nilai kritis F dapat diunduh di (klik di sini)
ONE-WAY ANOVA
Uji t 2-sampel digunakan untuk memeriksa selisih di antara rata-rata dua populasi. Uji tersebut sering digunakan untuk memeriksa apakah dua populasi memiliki rata-rata yang sama. Bagaimana apabila sekarang terdapat lebih dari dua populasi dan kita ingin mengetahui apakah populasi-populasi tersebut memiliki rata-rata yang sama? Pertanyaan ini dijawab dengan menggunakan one-way ANOVA (one-way analysis of variance). One-way ANOVA merupakan perluasan dari uji t untuk perbedaan dua rata-rata populasi dengan variansi sama (pooled variance t test for the difference between two means).
Contoh-contoh kasus yang dapat dijawab oleh one-way ANOVA, misalnya:
Asumsi-asumsi ANOVA
1. Syarat kenormalan: masing-masing populasi berdistribusi normal
2. Syarat kehomogenan variansi: semua populasi bervariansi sama
3. Setiap sampel yang diambil merupakan sampel acak yang saling bebas
Jika terdapat k buah populasi yang akan diuji rata-ratanya, maka dalam one-way ANOVA pasangan hipotesisnya adalah:
H0:
H1: tidak semua bernilai sama (j = 1, 2, 3, …, k)
Statistik uji yang digunakan adalah:
Daerah kritis uji ini adalah , di mana adalah nilai kritis distribusi F untuk taraf nyata , derajat kebebasan pembilang dan derajat kebebasan penyebut .
Pada statistik F di atas,
(= mean square treatment atau rata-rata kuadrat treatment)
(= mean square error atau rata-rata kuadrat galat)
(= jumlah kuadrat treatment)
(= jumlah kuadrat galat)
(dinamakan grand mean, rata-rata keseluruhan)
(total banyaknya sampel)
adalah sampel ke-i yang diambil dari populasi ke-j
adalah rata-rata sampel yang diambil dari populasi ke-j (= rata-rata treatment)
adalah banyaknya sampel yang diambil dari populasi ke-j
Catatan:
Dalam ANOVA, jumlah antara SSA dan SSE adalah SST, yaitu Sum of Squares Total: SST = SSA + SSE
Dalam one-way ANOVA, dari masing-masing populasi yang akan diperbandingkan rata-ratanya, diambil sejumlah sampel. Untuk mengidentifikasikan populasi yang berbeda dalam one-way ANOVA, biasa digunakan istilah treatment. Jadi, dalam memperbandingkan k buah populasi dengan one-way ANOVA, kita dihadapkan pada k buah treatment. Misalnya, pada contoh kasus 4 di atas, terdapat tiga buah treatment, yaitu iklan mainan, iklan makanan, dan iklan pakaian. Sampel ke-i yang diambil dari treatment j dilambangkan dengan . Di tahap awal setelah nilai-nilai didapatkan perlu dihitung rata-rata sampel masing-masing treatment untuk j = 1, 2, 3, …, k. Selain itu, rata-rata keseluruhan juga dihitung dengan rumus yang telah diuraikan di atas. Setelah semua rata-rata ini dihitung, statistik F dapat dihitung.
Contoh
Untuk mengetahui apakah di antara Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Cimahi terdapat perbedaan rata-rata penghasilan penduduknya, diambil sampel acak penduduk masing-masing daerah tersebut. Dari populasi penduduk Kab. Bandung diambil 10 sampel, dari Bandung Barat 5 sampel, dan dari Cimahi juga 5 sampel. Hasil sampling tersebut (dalam satuan juta Rupiah) diringkaskan dalam tabel berikut.
Apakah terdapat perbedaan rata-rata penghasilan penduduk di ketiga daerah tersebut? Gunakan taraf nyata 0,05. Anggaplah masing-masing populasi berdistribusi normal dan memiliki variansi yang sama.
Misalkan:
Rata-rata penghasilan penduduk Kab. Bandung adalah
Rata-rata penghasilan penduduk Kab. Bandung Barat adalah
Rata-rata penghasilan penduduk Kota Cimahi adalah
H0: (Rata-rata penghasilan penduduk di ketiga daerah sama)
H1: Rata-rata penghasilan penduduk di antara ketiga daerah tersebut ada yang berbeda
Taraf nyata:
Statistik uji yang digunakan adalah
Untuk menentukan daerah kritis dalam uji ini, hitung dulu derajat kebebasan (df) pembilang dan penyebut. Dalam contoh ini ada 3 buah treatment, sehingga k = 3, dan diperoleh derajat kebebasan pembilang adalah . Total banyaknya sampel adalah , sehingga derajat kebebasan penyebut adalah . Dari tabel nilai kritis F untuk , diperoleh nilai kritis sebesar 3,59. Jadi, kriteria untuk menolak hipotesis nol adalah F > 3,59.
Langkah berikutnya adalah menghitung nilai F hasil sampling. Ini diawali dengan menghitung rata-rata sampel masing-masing treatment.
Kab. Bandung:
Kab. Bandung Barat:
Kota Cimahi:
(Lihat tabel berikut)
Grand mean hasil sampling tersebut adalah
Karena hasil sampling menunjukkan F = 1,39 (sedangkan daerah kritisnya adalah F > 3,59) kita tidak dapat menolak hipotesis nol. Tidak cukup bukti untuk menyatakan adanya perbedaan signifikan di antara rata-rata pendapatan penduduk ketiga daerah tersebut.
Catatan:
Hasil perhitungan ANOVA biasanya ditampilkan dalam Tabel Ringkasan ANOVA dengan format berikut.
Jadi, pada contoh ini, Tabel Ringkasan ANOVA-nya adalah sebagai berikut.
Tabel nilai kritis F dapat diunduh di (klik di sini)
Youtube Channel materi ini: (klik di sini)
File pdf materi di Youtube Channel di atas : (klik di sini)
Latihan Soal: (klik di sini)
Bagikan ini:
Most visitors also read :
DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR (SINGULAR VALUE DECOMPOSITION)
MAXIMUM LIKELIHOOD ESTIMATOR
JARAK STATISTIKAL
SOAL DAN PEMBAHASAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA