Klor hanya didapat dalam bentuk persenyawaan saja, terutama sebagai natrium klorida, NaCl (dalam air laut dan juga dalam tanah sebagai garam batu; di Eropa batu ini banyak terdapat); selanjutnya sebagai KCl dan MgCl2 (di Eropa dan Amerika Serikat juga dalam air laut dan dalam lapisan garam dalam tanah).
Di berbagai tempat di Eropa Barat di dalam tanah, agak dalam juga letaknya, ditemukan lapisan garam yang luas, dan yang beratus meter tebalnya. Menurut pendapat banyak orang, terjadinya lapisan garam itu adalah karena bagian Eropa Barat yang tanahnya mengandung garam itu tadinya laut, dan kemudian berangsur-angsur menjadi kering. Didapatilah orang di sana lapisan NaCl berseling-seling dengan lapisan garam yang lain, terutama klorida-klorida dan sulfat-sulfat kalium, kalsium, dan magnesium. Dari campuran garam yang disebut terakhir tadi, yang mula-mula disingkirkan orang (Abraumsalze) untuk mendapat garam dapur, diperoleh kalium klorida yang sangat berharga, yang dipergunakan untuk baja buatan.
Yang menemukan klor
Klor sebenarnya ditemukan oleh Scheele (1774), tetapi pada perkiraannya klor itu suatu senyawa. Baru pada tahun 1810 seorang peneliti bangsa Inggris, Davy, menyatakan bahwa zat itu sebenarnya merupakan suatu unsur.
Pembuatan klor
Klor dapat diperoleh antara lain:
Dengan menguraikan larutan natrium klorida dengan aliran listrik: 2 NaCl → 2 Na + Cl2. Natrium yang terlepas bersama-sama itu bereaksi dengan air pelarut, lalu menghasilkan natrium hidroksida.
Dengan asam klorida, HCl, yaitu dengan menarik hidrogen dari padanya dengan oksidasi, misalnya dengan batu kawi:
Untuk ini batu kawi itu dipanaskan bersama-sama asam klorida.
3. Akhirnya klor itu dapat dengan mudah diperoleh dengan menuangi kapur klor (serbuk pemutih, rumus: CaOCl2) dengan suatu asam:
CaOCl2 + H2SO4 → CaSO4 + Cl2 + H2O
atau: CaOCl2 + 2 HCl → CaCl2 + Cl2 + H2O
Reaksi yang kedua di atas adalah cara yang cepat untuk memperoleh klor sedikit-sedikit; reaksinya berlaku pada suhu biasa.
Dari cara mendapatkan klor seperti yang telah diuraikan di atas, cara yang pertamalah yang banyak digunakan orang dalam usaha besar-besaran, terlebih karena dengan jalan demikian diperoleh pula natrium hidroksida dan hidrogen, yang terjadi oleh reaksi natrium yang terlepas dengan air pelarut:
2 Na + 2 H2O → 2 NaOH + H2
Sebenarnya dari proses ini diperoleh tiga macam zat yang berguna, yaitu dari larutan natrium klorida didapat NaOH, Cl2, dan H2. Demikian pula, jika yang dipergunakan sebagai bahan kalium klorida, akan diperoleh KOH, Cl2, dan H2.
Dalam dunia industri banyak sekali dipergunakan orang natrium hidroksida dan kalium hidroksida untuk berbagai keperluan. Itulah sebabnya maka cara produksi seperti itu makin bertambah banyak diikuti orang, sehingga sukar pula orang menjual klor karena banyaknya. Karena itu maka cara yang lain untuk memperoleh klor itu tidak diikuti orang lagi.
Jika klor itu untuk senyawa-senyawa klor, tidak langsung dipergunakan di tempat menghasilkannya, maka klor itu dapat dimampatkan menjadi zat cair, diangkut dalam silinder, bahkan dalam gerobak tank. Besi tidak dimakan oleh klor, asalkan saja besi itu sebelumnya dikeringkan.
KLOR (CHLOR) – (1)
Berat Atom: 35,457
Tempat terdapatnya
Klor hanya didapat dalam bentuk persenyawaan saja, terutama sebagai natrium klorida, NaCl (dalam air laut dan juga dalam tanah sebagai garam batu; di Eropa batu ini banyak terdapat); selanjutnya sebagai KCl dan MgCl2 (di Eropa dan Amerika Serikat juga dalam air laut dan dalam lapisan garam dalam tanah).
Di berbagai tempat di Eropa Barat di dalam tanah, agak dalam juga letaknya, ditemukan lapisan garam yang luas, dan yang beratus meter tebalnya. Menurut pendapat banyak orang, terjadinya lapisan garam itu adalah karena bagian Eropa Barat yang tanahnya mengandung garam itu tadinya laut, dan kemudian berangsur-angsur menjadi kering. Didapatilah orang di sana lapisan NaCl berseling-seling dengan lapisan garam yang lain, terutama klorida-klorida dan sulfat-sulfat kalium, kalsium, dan magnesium. Dari campuran garam yang disebut terakhir tadi, yang mula-mula disingkirkan orang (Abraumsalze) untuk mendapat garam dapur, diperoleh kalium klorida yang sangat berharga, yang dipergunakan untuk baja buatan.
Yang menemukan klor
Klor sebenarnya ditemukan oleh Scheele (1774), tetapi pada perkiraannya klor itu suatu senyawa. Baru pada tahun 1810 seorang peneliti bangsa Inggris, Davy, menyatakan bahwa zat itu sebenarnya merupakan suatu unsur.
Pembuatan klor
Klor dapat diperoleh antara lain:
Untuk ini batu kawi itu dipanaskan bersama-sama asam klorida.
3. Akhirnya klor itu dapat dengan mudah diperoleh dengan menuangi kapur klor (serbuk pemutih, rumus: CaOCl2) dengan suatu asam:
CaOCl2 + H2SO4 → CaSO4 + Cl2 + H2O
atau: CaOCl2 + 2 HCl → CaCl2 + Cl2 + H2O
Reaksi yang kedua di atas adalah cara yang cepat untuk memperoleh klor sedikit-sedikit; reaksinya berlaku pada suhu biasa.
Dari cara mendapatkan klor seperti yang telah diuraikan di atas, cara yang pertamalah yang banyak digunakan orang dalam usaha besar-besaran, terlebih karena dengan jalan demikian diperoleh pula natrium hidroksida dan hidrogen, yang terjadi oleh reaksi natrium yang terlepas dengan air pelarut:
2 Na + 2 H2O → 2 NaOH + H2
Sebenarnya dari proses ini diperoleh tiga macam zat yang berguna, yaitu dari larutan natrium klorida didapat NaOH, Cl2, dan H2. Demikian pula, jika yang dipergunakan sebagai bahan kalium klorida, akan diperoleh KOH, Cl2, dan H2.
Dalam dunia industri banyak sekali dipergunakan orang natrium hidroksida dan kalium hidroksida untuk berbagai keperluan. Itulah sebabnya maka cara produksi seperti itu makin bertambah banyak diikuti orang, sehingga sukar pula orang menjual klor karena banyaknya. Karena itu maka cara yang lain untuk memperoleh klor itu tidak diikuti orang lagi.
Jika klor itu untuk senyawa-senyawa klor, tidak langsung dipergunakan di tempat menghasilkannya, maka klor itu dapat dimampatkan menjadi zat cair, diangkut dalam silinder, bahkan dalam gerobak tank. Besi tidak dimakan oleh klor, asalkan saja besi itu sebelumnya dikeringkan.
Bagikan ini:
Most visitors also read :
BELERANG (SULPHUR) – (3)
BELERANG (SULPHUR) – (2)
BELERANG (SULPHUR) – (1)
TATA NAMA SENYAWA (2)