PENGUJIAN VALIDITAS KUESIONER DENGAN CARA SEDERHANA

Juni 2nd, 2025

Pengujian validitas kuesioner sebagai alat ukur dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling ideal adalah menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Ada beberapa perangkat lunak yang bisa digunakan untuk CFA, misalnya LISREL, AMOS, dan R. Namun, dalam praktik pembuatan skripsi seringkali ditemukan cara lain (lebih sederhana namun kurang ketat dalam pengujiannya), yaitu dengan teknik korelasi sederhana, sehingga ini dapat dengan mudah digunakan perangkat lunak SPSS.

 

Contoh Pengujian Validitas Secara Sederhana

Misalkan operasionalisasi variabelnya adalah sebagai berikut.

Misalkan kuesioner menggunakan skala Likert (1 = “Sangat Tidak Setuju” s.d. 5 = “Sangat Setuju”) dan sebagian dari jawaban responden (20 responden dari 100 responden) terhadap masing-masing butir pertanyaan adalah sebagai berikut.

(Data jawaban responden selengkapnya dapat diunduh di tautan berikut: (klik di sini)

 

Pengujian validitas dilakukan per dimensi/subvariabel. Sebagai contoh, kita akan menguji butir-butir pertanyaan mengenai “Keterbukaan”, yaitu pertanyaan butir No. 1 sampai dengan 4. Sebelum menginput data ke dalam SPSS, tambahkan satu kolom di sebelah kanan kolom “No. 4”, isi kolom tsb. dengan jumlah skor yang diisikan masing-masing responden terhadap butir No. 1 hingga No. 4. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Masukkan 500 angka (100 baris @ 5 kolom) tsb. ke dalam spreadsheet SPSS. Kemudian, hitunglah 1) korelasi antara skor-skor No. 1 dengan Jumlah Skor, 2) korelasi antara skor-skor No. 2 dengan Jumlah Skor, 3) korelasi antara skor-skor No. 3 dengan Jumlah Skor, dan 4) korelasi antara skor-skor No. 4 dengan Jumlah Skor. Pada akhirnya, untuk dimensi “Keterbukaan” ini, akan diperolah empat buah koefisien korelasi.

 

Berikut ini adalah output SPSS mengenai korelasi masing-masing butir pertanyaan dengan jumlah skor.

Perhatikan angka-angka pada kolom terkanan, yang menampilkan nilai koefisien korelasi tiap butir pertanyaan dengan jumlah skor, yaitu 0,782 ; 0,864 ; 0,712 ; dan 0,697. Secara berturutan, angka-angka tersebut menunjukkan nilai koefisien korelasi antara jumlah skor dengan butir pertanyaan No. 1, No. 2, No. 3, dan No. 4. Output itu menunjukkan juga bahwa korelasi-korelasi signifikan pada taraf nyata (α) sebesar 0,01. Berdasarkan hasil ini, disimpulkan bahwa keempat butir pertanyaan valid untuk mengukur “Keterbukaan”.

 

LATIHAN SOAL

Dengan menggunakan data (klik di sini), lakukan uji validitas bagi butir-butir dalam dimensi “SUPPORTIVENESS”?

 

Format laporan Assessment Akhir Semester: (klik di sini)



Most visitors also read :



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.