Kokas yang dipakai di dalam tanur tinggi dibuat di pabrik-pabrik kokas yang khusus dengan sulingan batu bara, jadi seperti dalam pabrik-pabrik gas lampu. Gas yang terdapat di situ dipakai untuk memanasi tanur-kokas, sebagai gas lampu yang murah atau pada pembuatan H2.
Juga tanur-tanur tinggi menghasilkan gas, yang terutama terdiri atas CO, CO2 dan nitrogen yang tinggal dari udara yang dihembuskan dari bawah. Gas tanur tinggi ini mempunyai kalor pembakaran yang agak rendah dan tidak baik sebagai gas lampu.
Gas itu dipakai untuk memanaskan instalasi-instalasi, tempat angin yang dihembuskan ke dalam tanur tinggi itu dipanaskan lebih dahulu, sedangkan kelebihannya dipergunakan untuk membangkitkan arus listrik yang diperlukan pabrik itu sendiri dan untuk industri-industri serta.
Di samping setiap tanur tinggi ada beberapa pemanas angin, yaitu tanur-tanur yang tinggi yang terdiri dari banyak saluran batu tahan panas tinggi yang tegak lurus, tempat terjadi pembakaran gas tanur tinggi di dalamnya, sehingga saluran-saluran itu cukup panas. Lalu aliran gas itu dilewatkan ke pemanas angin lain, sedangkan melalui pipa-pipa pemanas angin pertama yang panas dialirkan udara, yang ditekan ke dalam tanur tinggi. Jadi pemanas angin itu senantiasa dipakai berganti-ganti.
Tiap-tiap antara 4 hingga 6 jam kita alirkan besi cair yang berkumpul di dalam tanur tinggi bagian bawah melalui lubang di dalam tanur tinggi bagian bawah, lubang letusan yang ditutup dengan tanah liat, dengan letusan.
Sesudah diletuskan, lubang itu ditutup lagi dengan tanah liat yang segera menjadi keras karena suhu yang tinggi. Besi itu kita tuangkan ke dalam cetakan, dan di situ mengental menjadi barang tuangan; di Ijmuiden cara ini sekarang diganti dengan mesin tuang, yang mempunyai bak-bak tuang dari besi yang bergandengan.
Terak-terak tanur tinggi itu dipakai sebagai bahan pengeras jalan-jalan dan dipakai juga sebagai bahan asli industri semen.
Besi kasar yang terjadi tersebut masih mengandung sangat banyak karbon sampai 2% hingga 5%, juga silisium, mangan, fosfor dan unsur-unsur lain. Sebagian karbon itu larut dalam besi, sebagian diikat secara kimiawi dalam persenyawaan sementit, Fe3C. Jika karbon itu terutama diikat sebagai sementit, kita menamakannya besi tuang putih; jika karbon itu pada waktu didinginkan terasing dalam bentuk kristal-kristal grafit, disebut besi tuang kelabu.
Besi tuang kelabu melebur dengan mudah pada suhu antara 11200C hingga 12000C dengan tidak melunak lebih dahulu. Besi itu baik sekali untuk membuat barang tuangan, karena zat itu menjadi cair encer pada kira-kira 12000C, jika didinginkan cepat membeku dan memuai hanya sedikit, sehingga cetakannya terisi baik. Keburukan besi tuang adalah bahwa besi itu rapuh.
Di post saya berikutnya, akan saya sajikan mengenai pembuatan baja.
BESI (FERRUM) – (2)
Kokas yang dipakai di dalam tanur tinggi dibuat di pabrik-pabrik kokas yang khusus dengan sulingan batu bara, jadi seperti dalam pabrik-pabrik gas lampu. Gas yang terdapat di situ dipakai untuk memanasi tanur-kokas, sebagai gas lampu yang murah atau pada pembuatan H2.
Juga tanur-tanur tinggi menghasilkan gas, yang terutama terdiri atas CO, CO2 dan nitrogen yang tinggal dari udara yang dihembuskan dari bawah. Gas tanur tinggi ini mempunyai kalor pembakaran yang agak rendah dan tidak baik sebagai gas lampu.
Gas itu dipakai untuk memanaskan instalasi-instalasi, tempat angin yang dihembuskan ke dalam tanur tinggi itu dipanaskan lebih dahulu, sedangkan kelebihannya dipergunakan untuk membangkitkan arus listrik yang diperlukan pabrik itu sendiri dan untuk industri-industri serta.
Di samping setiap tanur tinggi ada beberapa pemanas angin, yaitu tanur-tanur yang tinggi yang terdiri dari banyak saluran batu tahan panas tinggi yang tegak lurus, tempat terjadi pembakaran gas tanur tinggi di dalamnya, sehingga saluran-saluran itu cukup panas. Lalu aliran gas itu dilewatkan ke pemanas angin lain, sedangkan melalui pipa-pipa pemanas angin pertama yang panas dialirkan udara, yang ditekan ke dalam tanur tinggi. Jadi pemanas angin itu senantiasa dipakai berganti-ganti.
Tiap-tiap antara 4 hingga 6 jam kita alirkan besi cair yang berkumpul di dalam tanur tinggi bagian bawah melalui lubang di dalam tanur tinggi bagian bawah, lubang letusan yang ditutup dengan tanah liat, dengan letusan.
Sesudah diletuskan, lubang itu ditutup lagi dengan tanah liat yang segera menjadi keras karena suhu yang tinggi. Besi itu kita tuangkan ke dalam cetakan, dan di situ mengental menjadi barang tuangan; di Ijmuiden cara ini sekarang diganti dengan mesin tuang, yang mempunyai bak-bak tuang dari besi yang bergandengan.
Terak-terak tanur tinggi itu dipakai sebagai bahan pengeras jalan-jalan dan dipakai juga sebagai bahan asli industri semen.
Besi kasar yang terjadi tersebut masih mengandung sangat banyak karbon sampai 2% hingga 5%, juga silisium, mangan, fosfor dan unsur-unsur lain. Sebagian karbon itu larut dalam besi, sebagian diikat secara kimiawi dalam persenyawaan sementit, Fe3C. Jika karbon itu terutama diikat sebagai sementit, kita menamakannya besi tuang putih; jika karbon itu pada waktu didinginkan terasing dalam bentuk kristal-kristal grafit, disebut besi tuang kelabu.
Besi tuang kelabu melebur dengan mudah pada suhu antara 11200C hingga 12000C dengan tidak melunak lebih dahulu. Besi itu baik sekali untuk membuat barang tuangan, karena zat itu menjadi cair encer pada kira-kira 12000C, jika didinginkan cepat membeku dan memuai hanya sedikit, sehingga cetakannya terisi baik. Keburukan besi tuang adalah bahwa besi itu rapuh.
Di post saya berikutnya, akan saya sajikan mengenai pembuatan baja.
(bersambung)
Bagikan ini:
Most visitors also read :
BELERANG (SULPHUR) – (3)
BELERANG (SULPHUR) – (2)
BELERANG (SULPHUR) – (1)
TATA NAMA SENYAWA (2)