Karbondisulfida, CS2, merupakan zat cair yang tidak berwarna dan yang berbau tidak sedap, jika belum murni betul. Gas ini baik sekali dipakai untuk melarutkan gemuk, belerang, fosfor putih, dan sebagainya. Karbondisulfida agak banyak digunakan dalam industri, misalnya di pabrik-pabrik sutera buatan. Kesulitannya adalah karbondisulfida mudah terbakar. Karbondisulfida biasanya dibuat dengan jalan mengalirkan uap belerang melalui karbon yang pijar.
Nyala
Nyala merupakan suatu campuran gas, yang berpijar karena kalor reaksi yang berlangsung di dalamnya. Hampir selalu kita dapati pembakaran salah satu gas oleh udara atau oleh oksigen yang murni.
Nyala itu mempunyai cahayanya atau boleh juga tidak. Cahaya nyala itu disebabkan oleh adanya bagian-bagian berpijar dari suatu zat padat.
Pada pembakaran gas metana (CH4) dapat kita bedakan dua tingkatan, yang pertama adalah, waktu terutama hidrogen yang terbakar dan yang kedua, waktu karbon turut juga terbakar. Karena kalor pembakaran hidrogen itu, maka bagian-bagian karbon kecil yang belum terbakar, berpijar dan mengeluarkan cahaya.
Pada pembakaran gas-gas yang mengandung banyak karbon itu, bagian-bagian karbon kecil mudah keluar dari nyala dengan tak terbakar, sehingga menyebabkan jelaga. Nyala yang sangat membentuk jelaga itu diperoleh pada pembakaran gas karbid (gas asetilen, C2H2) atau benzena, C6H6.
Cahaya nyala gas dapat dihilangkan dengan jalan mengalirkan oksigen yang cukup ke dalam kerucut nyala, sehingga karbon itu terbakar dengan langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan pembakar Bunsen dan pembakar Teclu. Gas lampu itu mengalir keluar pada A. Jika lempeng B disekerupkan ke bawah, terjadi di C suatu lubang, sehingga udara dapat dihisap dan terbawa oleh aliran gas yang akhirnya keluar dari lubang kecil A. Jadi dari corong pembakar Teclu ini mengalir keluar suatu campuran gas, terdiri dari gas dan udara yang segera dapat terbakar. Pembakaran ini tidak mulai di bagian atas pipa pembakar, karena derasnya gas-gas itu mengalir keluar dan karena gas-gas itu belum cukup tercampur. Akan tetapi, jika aliran gas itu dikurangi, maka derasnya aliran itu berkurang, sehingga campuran gas itu sudah mulai terbakar dalam pipa pada A. Nyala ini masuk pipa. Hal semacam ini terjadi juga, jika penutup pada B itu dibuka seluas-luasnya, dan oleh karena itu dekat A bercampur sangat banyak oksigen dengan gas, sehingga pada tempat itu mungkin terjadi pembakaran. Jadi pembakar itu dapat diatur dengan jalan menambah atau mengurangi aliran gas dan udaranya.
Latihan Soal
Berapakah berat 1 liter karbondioksida? Dan berapakah berat 1 liter karbonmonoksida? Bandingkanlah berat-berat di atas ini dengan berat 1 liter udara.
Berapa liter udara (dengan 21% oksigen) diperlukan sekurang-kurangnya untuk pembakaran 1 liter gas lampu (50% H2, 8% CO, 35% CH4) dan berapa untuk pembakaran 1 liter gas generator (4% H2, 26% CO, 1% CH4)? Jika jumlah persentase-persentase yang diberikan dalam daftar itu menyimpang dari 100%, dapat dimisalkan saja di sini, bahwa sisanya itu tidak dapat terbakar.
Berapakah teoretis banyaknya CO maksimal dalam gas generator?
Berapa kg batu kapur dengan 90% CaCO3 harus dipanaskan sekurang-kurangnya untuk pembuatan 1000 liter CO2?
Jumlah kalor pembakaran suatu gas tanur kokas dengan 60% H2 adalah 4000 Kkal. Hidrogen dikeluarkan dari campuran gas ini. (Bagaimanakah caranya?) Berapakah sekarang kalor pembakaran sisa gas? (Kalor pembakaran 1 m3 H2 adalah 2350 Kkal).
Mengapa nyala hidrogen dan nyala karbonmonoksida itu tidak bercahaya?
KARBON (CARBONIUM) – (6)
Karbondisulfida
Karbondisulfida, CS2, merupakan zat cair yang tidak berwarna dan yang berbau tidak sedap, jika belum murni betul. Gas ini baik sekali dipakai untuk melarutkan gemuk, belerang, fosfor putih, dan sebagainya. Karbondisulfida agak banyak digunakan dalam industri, misalnya di pabrik-pabrik sutera buatan. Kesulitannya adalah karbondisulfida mudah terbakar. Karbondisulfida biasanya dibuat dengan jalan mengalirkan uap belerang melalui karbon yang pijar.
Nyala
Nyala merupakan suatu campuran gas, yang berpijar karena kalor reaksi yang berlangsung di dalamnya. Hampir selalu kita dapati pembakaran salah satu gas oleh udara atau oleh oksigen yang murni.
Nyala itu mempunyai cahayanya atau boleh juga tidak. Cahaya nyala itu disebabkan oleh adanya bagian-bagian berpijar dari suatu zat padat.
Pada pembakaran gas metana (CH4) dapat kita bedakan dua tingkatan, yang pertama adalah, waktu terutama hidrogen yang terbakar dan yang kedua, waktu karbon turut juga terbakar. Karena kalor pembakaran hidrogen itu, maka bagian-bagian karbon kecil yang belum terbakar, berpijar dan mengeluarkan cahaya.
Pada pembakaran gas-gas yang mengandung banyak karbon itu, bagian-bagian karbon kecil mudah keluar dari nyala dengan tak terbakar, sehingga menyebabkan jelaga. Nyala yang sangat membentuk jelaga itu diperoleh pada pembakaran gas karbid (gas asetilen, C2H2) atau benzena, C6H6.
Cahaya nyala gas dapat dihilangkan dengan jalan mengalirkan oksigen yang cukup ke dalam kerucut nyala, sehingga karbon itu terbakar dengan langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan pembakar Bunsen dan pembakar Teclu. Gas lampu itu mengalir keluar pada A. Jika lempeng B disekerupkan ke bawah, terjadi di C suatu lubang, sehingga udara dapat dihisap dan terbawa oleh aliran gas yang akhirnya keluar dari lubang kecil A. Jadi dari corong pembakar Teclu ini mengalir keluar suatu campuran gas, terdiri dari gas dan udara yang segera dapat terbakar. Pembakaran ini tidak mulai di bagian atas pipa pembakar, karena derasnya gas-gas itu mengalir keluar dan karena gas-gas itu belum cukup tercampur. Akan tetapi, jika aliran gas itu dikurangi, maka derasnya aliran itu berkurang, sehingga campuran gas itu sudah mulai terbakar dalam pipa pada A. Nyala ini masuk pipa. Hal semacam ini terjadi juga, jika penutup pada B itu dibuka seluas-luasnya, dan oleh karena itu dekat A bercampur sangat banyak oksigen dengan gas, sehingga pada tempat itu mungkin terjadi pembakaran. Jadi pembakar itu dapat diatur dengan jalan menambah atau mengurangi aliran gas dan udaranya.
Latihan Soal
Bagikan ini:
Most visitors also read :
BELERANG (SULPHUR) – (3)
BELERANG (SULPHUR) – (2)
BELERANG (SULPHUR) – (1)
TATA NAMA SENYAWA (2)