Zat ini diperoleh dengan jalan mencampurkan natrium peroksida (Na2O2) atau barium peroksida (BaO2) dengan asam sulfat encer:
Na2O2 + H2SO4 → Na2SO4 + H2O2
BaO2 + H2SO4 → BaSO4 + H2O2
Barium sulfat yang terjadi pada reaksi tersebut kemudian tidak larut dan dapat dipisahkan dengan cara menyaring, sehingga yang tersisa adalah hidrogen peroksida. Hal yang demikian ini tidak terdapat pada Na2O2, karena natrium sulfat larut. Dalam hal ini hidrogen peroksida disuling dengan hati-hati dari natrium sulfat itu pada tekanan yang direndahkan, jadi pada suhu yang rendah. Dengan jalan demikian diperolehlah H2O2 yang hampir murni. Penyulingan itu harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena hidrogen peroksida mudah sekali terurai, terutama jika dipanaskan:
H2O2 → H2O + O
Karena reaksi ini berlaku dengan menimbulkan kalor dan juga gas-gas (uap air dan oksigen), hidrogen peroksida yang murni atau larutannya yang pekat sekali dalam keadaan yang tertentu menjadi eksplosif. Hidrogen peroksida yang murni adalah zat cair yang tak berwarna, kental seperti sirup dan tidak diperdagangkan. H2O2 yang biasa dipergunakan orang adalah dalam larutan 3%.
Pada waktu pemecahan peroksida oksigen itu, seperti pada penguraian ozon, mula-mula terlepas sebagai atom bebas, yang menjadi terlalu aktif (oksigen “dalam keadaan hendak jadi” atau in statu nascendi). Itulah sebabnya, maka hidrogen peroksida dapat dipergunakan juga sebagai zat pemutih (sutera, bulu burung, rambut, gading) dan untuk pembasmi hama (antara lain untuk obat kumur mulut dan kerongkongan).
Seperti ozon, hidrogen peroksida melepaskan juga yodium dari larutan kalium iodida:
H2O2 + 2 KI → H2O + K2O + I2
K2O + H2O → 2 KOH
Larutan kanji yang dicampurkan menjadi berwarna biru karena yodium yang terlepas itu.
Contoh yang lain tentang sifat oksidasi hidrogen peroksida itu dinyatakan oleh persamaan yang berikut:
PbS + 4 H2O2 → PbSO4 + 4 H2O
Timbal sulfida yang hitam menjadi timbal sulfat yang putih. Reaksi ini dipergunakan orang untuk menimbulkan warna asli kembali pada lukisan-lukisan tua. Apabila untuk melukis itu tadinya dipakai cat putih yang dibuat dari putih timbal (timbal karbonat), maka karena gas H2S, yang selalu ada di atmosfer, putih timbal itu menjadi timbal sulfida, PbS. Oleh karena itu bagian-bagian yang terang dan putih dalam lukisan itu menjadi hitam dan gelap. Jika hidrogen peroksida encer direaksikan hati-hati dengan PbS, menyebabkan PbS yang hitam itu menjadi persenyawaan PbSO4 yang putih kembali, jadi mendekati warna aslinya lagi.
Latihan Soal
Berapa liter oksigen dapat diperoleh dari 1000 gram larutan 3% H2O2?
Pada waktu menentukan kadar larutan H2O2, didapati bahwa 10 ml dari larutan itu dapat membebaskan 1,27 gram yodium. Berapa gram H2O2 ada dalam 1 liter larutan?
HIDROGEN (HYDROGENIUM) – (3)
Hidrogen peroksida
Zat ini diperoleh dengan jalan mencampurkan natrium peroksida (Na2O2) atau barium peroksida (BaO2) dengan asam sulfat encer:
Na2O2 + H2SO4 → Na2SO4 + H2O2
BaO2 + H2SO4 → BaSO4 + H2O2
Barium sulfat yang terjadi pada reaksi tersebut kemudian tidak larut dan dapat dipisahkan dengan cara menyaring, sehingga yang tersisa adalah hidrogen peroksida. Hal yang demikian ini tidak terdapat pada Na2O2, karena natrium sulfat larut. Dalam hal ini hidrogen peroksida disuling dengan hati-hati dari natrium sulfat itu pada tekanan yang direndahkan, jadi pada suhu yang rendah. Dengan jalan demikian diperolehlah H2O2 yang hampir murni. Penyulingan itu harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena hidrogen peroksida mudah sekali terurai, terutama jika dipanaskan:
H2O2 → H2O + O
Karena reaksi ini berlaku dengan menimbulkan kalor dan juga gas-gas (uap air dan oksigen), hidrogen peroksida yang murni atau larutannya yang pekat sekali dalam keadaan yang tertentu menjadi eksplosif. Hidrogen peroksida yang murni adalah zat cair yang tak berwarna, kental seperti sirup dan tidak diperdagangkan. H2O2 yang biasa dipergunakan orang adalah dalam larutan 3%.
Pada waktu pemecahan peroksida oksigen itu, seperti pada penguraian ozon, mula-mula terlepas sebagai atom bebas, yang menjadi terlalu aktif (oksigen “dalam keadaan hendak jadi” atau in statu nascendi). Itulah sebabnya, maka hidrogen peroksida dapat dipergunakan juga sebagai zat pemutih (sutera, bulu burung, rambut, gading) dan untuk pembasmi hama (antara lain untuk obat kumur mulut dan kerongkongan).
Seperti ozon, hidrogen peroksida melepaskan juga yodium dari larutan kalium iodida:
H2O2 + 2 KI → H2O + K2O + I2
K2O + H2O → 2 KOH
Larutan kanji yang dicampurkan menjadi berwarna biru karena yodium yang terlepas itu.
Contoh yang lain tentang sifat oksidasi hidrogen peroksida itu dinyatakan oleh persamaan yang berikut:
PbS + 4 H2O2 → PbSO4 + 4 H2O
Timbal sulfida yang hitam menjadi timbal sulfat yang putih. Reaksi ini dipergunakan orang untuk menimbulkan warna asli kembali pada lukisan-lukisan tua. Apabila untuk melukis itu tadinya dipakai cat putih yang dibuat dari putih timbal (timbal karbonat), maka karena gas H2S, yang selalu ada di atmosfer, putih timbal itu menjadi timbal sulfida, PbS. Oleh karena itu bagian-bagian yang terang dan putih dalam lukisan itu menjadi hitam dan gelap. Jika hidrogen peroksida encer direaksikan hati-hati dengan PbS, menyebabkan PbS yang hitam itu menjadi persenyawaan PbSO4 yang putih kembali, jadi mendekati warna aslinya lagi.
Latihan Soal
Bagikan ini:
Most visitors also read :
BELERANG (SULPHUR) – (3)
BELERANG (SULPHUR) – (2)
BELERANG (SULPHUR) – (1)
TATA NAMA SENYAWA (2)