Post ini terutama ditujukan bagi para mahasiswa yang baru mengenal ilmu ekonomi. Asumsi yang digunakan adalah bahwa grafik permintaan maupun penawaran merupakan garis lurus. Materi ini sekaligus merupakan contoh penerapan persamaan garisdalam ekonomi dan bisnis.
Subsidi yang diberikan pemerintah terhadap produk tertentu mengakibatkan penurunan harga produk tersebut dan selanjutnya berakibat pada pergeseran harga keseimbangan pasar maupun kuantitas/jumlah produk yang diminta atau ditawarkan.
Contoh 1
Misalnya sebelum pemerintah memberikan subsidi, permintaan dan penawaran suatu produk adalah sebagai berikut:
PD = 90 – 3Q (rupiah per unit)
PS = 5Q + 50 (rupiah per unit)
Kemudian pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 24/unit.
Tentukan:
harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah subsidi diberikan.
total pemberian subsidi oleh pemerintah.
besar subsidi yang dinikmati konsumen dan produsen.
Jawab:
Keseimbangan pasar sebelum subsidi:
PD = PS
90 – 3Q = 5Q + 50
8Q = 40
Q = 5
Substitusikan Q = 5 ke dalam persamaan PD atau PS, maka akan diperoleh harga keseimbangan pasar sebesar Rp 75/unit. Jadi, sebelum subsidi harga keseimbangan pasarnya adalah Rp 75/unit dengan jumlah keseimbangan sebanyak 5 unit.
Dengan diberikannya subsidi sebesar Rp 24/unit, fungsi penawaran akan menjadi PSS = (5Q + 50) – 24 = 5Q + 26. Untuk menentukan harga dan jumlah keseimbangan pasar yang baru, selesaikan persamaan PSS = PD.
5Q + 26 = 90 – 3Q
8Q = 64
Q = 8 [Bandingkan dengan Q sebelum subsidi. Setelah subsidi, permintaan bertambah.]
Untuk menentukan harga keseimbangan pasar yang baru, substitusikan Q = 8 tersebut ke dalam persamaan PSS atau PD, akan diperoleh harga keseimbangan pasar yang baru, yaitu Rp 66/unit. Jadi, setelah subsidi harga keseimbangan pasarnya adalah Rp 66/unit dengan jumlah keseimbangan sebanyak 8 unit.
Dengan diberikannya subsidi oleh pemerintah sebesar Rp 24/unit, jumlah yang diminta konsumen adalah Q = 8 unit, sehingga total pemberian subsidi oleh pemerintah adalah S = 8.Rp 24 = Rp 192.
Perhatikan bahwa pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 24/unit, tetapi harga di pasar hanya turun sebesar Rp 9 (= Rp 75 – Rp 66) per unitnya. Total subsidi sebesar Rp 24 tersebut dinikmati baik oleh produsen maupun oleh konsumen.Subsidi yang dinikmati konsumen adalah 8.Rp 9 = Rp 72. Sisanya adalah subsidi yang dinikmati produsen, yaitu Rp 192 – Rp 72 = Rp 120.
Contoh 2
Misalnya sebelum diberikan subsidi, permintaan dan penawaran suatu produk adalah sebagai berikut:
QD = 30 – ⅓P
QS = ⅕P – 10
Kemudian pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 24/unit.
Tentukan:
harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah subsidi diberikan.
total pemberian subsidi oleh pemerintah.
besar subsidi yang dinikmati konsumen dan produsen.
Cara 1:
Nyatakan masing-masing persamaan di atas dalam bentuk P = f(Q), sehingga diperoleh persamaan permintaan P = 90 – 3Q dan persamaan penawaran P = 5Q + 50. Selanjutnya, penyelesaian dilakukan sebagaimana Contoh 1 di atas.
Cara 2: [Penyelesaian tidak dilakukan dengan mengubah persamaan ke dalam bentuk P = f(Q)]
Keseimbangan pasar sebelum subsidi:
QD = QS
30 – ⅓P = ⅕P – 10
8P/15 = 40
P = 75
Substitusikan P = 75 ke dalam persamaan QD atau QS, maka akan diperoleh jumlah keseimbangan pasar sebanyak 5 unit. Jadi, sebelum subsidi harga keseimbangan pasarnya adalah Rp 75/unit dengan jumlah keseimbangan sebanyak 5 unit. [Bandingkan hasil ini dengan Contoh 1; hasilnya sama!]
Dengan diberikannya subsidi sebesar Rp 24/unit, fungsi penawaran akan menjadi QSS = ⅕(P + 24) – 10 = ⅕P – 26/5. Untuk menentukan harga dan jumlah keseimbangan pasar yang baru, selesaikan persamaan QSS = QD.
⅕P – 26/5 = 30 – ⅓P
8P/15 = 176/5
P = 66
Untuk menentukan jumlah keseimbangan pasar yang baru, substitusikan P = 66 tersebut ke dalam persamaan QSS atau QD, akan diperoleh jumlah keseimbangan pasar yang baru, yaitu 8 unit. Jadi, setelah subsidi harga keseimbangan pasarnya adalah Rp 66/unit dengan jumlah keseimbangan sebanyak 8 unit. [Bandingkan hasil ini dengan Contoh 1; hasilnya sama!]
Untuk menjawab pertanyaan bagian b dan c, lakukan hal yang sama dengan penyelesaian Contoh 1.
PENGARUH SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR
Catatan pendahuluan:
Post ini terutama ditujukan bagi para mahasiswa yang baru mengenal ilmu ekonomi. Asumsi yang digunakan adalah bahwa grafik permintaan maupun penawaran merupakan garis lurus. Materi ini sekaligus merupakan contoh penerapan persamaan garis dalam ekonomi dan bisnis.
Subsidi yang diberikan pemerintah terhadap produk tertentu mengakibatkan penurunan harga produk tersebut dan selanjutnya berakibat pada pergeseran harga keseimbangan pasar maupun kuantitas/jumlah produk yang diminta atau ditawarkan.
Contoh 1
Misalnya sebelum pemerintah memberikan subsidi, permintaan dan penawaran suatu produk adalah sebagai berikut:
PD = 90 – 3Q (rupiah per unit)
PS = 5Q + 50 (rupiah per unit)
Kemudian pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 24/unit.
Tentukan:
Jawab:
Keseimbangan pasar sebelum subsidi:
PD = PS
90 – 3Q = 5Q + 50
8Q = 40
Q = 5
Substitusikan Q = 5 ke dalam persamaan PD atau PS, maka akan diperoleh harga keseimbangan pasar sebesar Rp 75/unit. Jadi, sebelum subsidi harga keseimbangan pasarnya adalah Rp 75/unit dengan jumlah keseimbangan sebanyak 5 unit.
Dengan diberikannya subsidi sebesar Rp 24/unit, fungsi penawaran akan menjadi PSS = (5Q + 50) – 24 = 5Q + 26. Untuk menentukan harga dan jumlah keseimbangan pasar yang baru, selesaikan persamaan PSS = PD.
5Q + 26 = 90 – 3Q
8Q = 64
Q = 8 [Bandingkan dengan Q sebelum subsidi. Setelah subsidi, permintaan bertambah.]
Untuk menentukan harga keseimbangan pasar yang baru, substitusikan Q = 8 tersebut ke dalam persamaan PSS atau PD, akan diperoleh harga keseimbangan pasar yang baru, yaitu Rp 66/unit. Jadi, setelah subsidi harga keseimbangan pasarnya adalah Rp 66/unit dengan jumlah keseimbangan sebanyak 8 unit.
Dengan diberikannya subsidi oleh pemerintah sebesar Rp 24/unit, jumlah yang diminta konsumen adalah Q = 8 unit, sehingga total pemberian subsidi oleh pemerintah adalah S = 8.Rp 24 = Rp 192.
Perhatikan bahwa pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 24/unit, tetapi harga di pasar hanya turun sebesar Rp 9 (= Rp 75 – Rp 66) per unitnya. Total subsidi sebesar Rp 24 tersebut dinikmati baik oleh produsen maupun oleh konsumen. Subsidi yang dinikmati konsumen adalah 8.Rp 9 = Rp 72. Sisanya adalah subsidi yang dinikmati produsen, yaitu Rp 192 – Rp 72 = Rp 120.
Contoh 2
Misalnya sebelum diberikan subsidi, permintaan dan penawaran suatu produk adalah sebagai berikut:
QD = 30 – ⅓P
QS = ⅕P – 10
Kemudian pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 24/unit.
Tentukan:
Cara 1:
Nyatakan masing-masing persamaan di atas dalam bentuk P = f(Q), sehingga diperoleh persamaan permintaan P = 90 – 3Q dan persamaan penawaran P = 5Q + 50. Selanjutnya, penyelesaian dilakukan sebagaimana Contoh 1 di atas.
Cara 2: [Penyelesaian tidak dilakukan dengan mengubah persamaan ke dalam bentuk P = f(Q)]
Keseimbangan pasar sebelum subsidi:
QD = QS
30 – ⅓P = ⅕P – 10
8P/15 = 40
P = 75
Substitusikan P = 75 ke dalam persamaan QD atau QS, maka akan diperoleh jumlah keseimbangan pasar sebanyak 5 unit. Jadi, sebelum subsidi harga keseimbangan pasarnya adalah Rp 75/unit dengan jumlah keseimbangan sebanyak 5 unit. [Bandingkan hasil ini dengan Contoh 1; hasilnya sama!]
Dengan diberikannya subsidi sebesar Rp 24/unit, fungsi penawaran akan menjadi QSS = ⅕(P + 24) – 10 = ⅕P – 26/5. Untuk menentukan harga dan jumlah keseimbangan pasar yang baru, selesaikan persamaan QSS = QD.
⅕P – 26/5 = 30 – ⅓P
8P/15 = 176/5
P = 66
Untuk menentukan jumlah keseimbangan pasar yang baru, substitusikan P = 66 tersebut ke dalam persamaan QSS atau QD, akan diperoleh jumlah keseimbangan pasar yang baru, yaitu 8 unit. Jadi, setelah subsidi harga keseimbangan pasarnya adalah Rp 66/unit dengan jumlah keseimbangan sebanyak 8 unit. [Bandingkan hasil ini dengan Contoh 1; hasilnya sama!]
Untuk menjawab pertanyaan bagian b dan c, lakukan hal yang sama dengan penyelesaian Contoh 1.
Bagikan ini:
Most visitors also read :
BERKENALAN DENGAN NILAI DAN VEKTOR EIGEN
DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR (SINGULAR VALUE DECOMPOSITION)
MATRIKS AKAR KUADRAT
SOAL DAN PEMBAHASAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA