Bandingkanlah dua situasi berikut ini. Dalam situasi pertama, Budi menerima uang Rp 1.000.000 hari ini. Karena sebenarnya ia tidak memerlukan uang ini untuk keperluan lain, ia meminjamkan uang itu kepada orang lain dengan suatu kesepakatan bahwa orang tersebut akan memberikan kepada Budi Rp 1.100.000 bulan depan, yang Rp 1.000.000 sebagai pengembalian pinjaman dan Rp 100.000 sebagai “uang sewa” atau “biaya meminjam”uang tersebut. Dalam situasi ini, setelah 1 bulan berjalan, uang Budi menjadi Rp 1.100.000.
Situasi kedua, Budi menolak menerima Rp 1.000.000 hari ini, namun akan menerima sejumlah tersebut bulan depan. Dalam situasi ini, setelah 1 bulan, uang Budi tetap sejumlah Rp 1.000.000. Baik pada situasi pertama maupun pada situasi kedua, Budi sama-sama menerima Rp 1.000.000, namun berbeda dalam hal kapan uang itu diterima. Dalam situasi pertama, Budi menerima uang itu sekarang/hari ini, sedangkan dalam situasi kedua Budi menerima itu 1 bulan mendatang. Tampak bahwa situasi pertama lebih menguntungkan bagi Budi daripada situasi kedua, karena dalam situasi pertama uang Budi setelah 1 bulan bertambah menjadi Rp 1.100.000. Inilah suatu ilustrasi yang menjelaskan secara sederhana mengapa Rp 1.000.000 yang kita miliki sekarang sesungguhnya “lebih bernilai” daripada Rp 1.000.000 yang baru akan kita miliki bulan depan. Uang yang kita miliki sekarang memiliki suatu potensi untuk “bertambah” di masa mendatang. Dengan kata lain, uang memiliki nilai waktu. Jadi, Rp 1 hari ini sebenarnya memiliki perbedaan nilai dengan Rp 1 besok. Rp 1 hari ini lebih bernilai/lebih berharga daripada Rp 1 besok karena Rp 1 yang kita miliki sekarang dapat berkembang menjadi lebih banyak.
Uraian di atas secara sederhana memperkenalkan kita konsep nilai waktu dari uang (time value of money). Dalam contoh Budi di atas, kita dapat menganggap bahwa suku bunga yang digunakan/diterapkan Pak Budi adalah sebesar 10% per bulan.
Sekarang, mana yang nilainya lebih tinggi: Rp 900 hari ini atau Rp 1030 bulan depan dengan anggapan suku bunga 3% per bulan? Karena di dua saat berlainan sejumlah uang memiliki nilai yang berbeda (yaitu nilai waktu dari uang), maka dalam membandingkan Rp 975 hari ini dengan Rp 1030 bulan depan, kita perlu melakukan “penyetaraan” sedemikian hingga pada akhirnya yang kita bandingkan adalah dua nilai pada saat yang sama. Untuk ini, ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu: 1) mencari nilai sekarang yang setara dengan Rp 1030 bulan depan dan kemudian membandingkan nilai sekarang tersebut dengan Rp 900, atau 2) mencari nilai 1 bulan mendatang yang setara dengan Rp 900 hari ini dan kemudian membandingkan nilai 1 bulan mendatang tersebut dengan Rp 1030. Semua penyetaraan ini dihitung dengan asumsi suku bunga yang diketahui/diberikan, yaitu sebesar 3% per bulan.
Cara 1 dilakukan dengan menggunakan rumus nilai tunai atau nilai sekarang (present value) sebagai berikut:
P = F(1 + i)-n
dengan P = nilai tunai, F = jumlah (uang) pada n periode mendatang, dan i = suku bunga per periode.
Cara 2 dilakukan dengan menggunakan rumus nilai n periode mendatang sebagai berikut:
F = P(1 + i)n
dengan P = nilai tunai, F = jumlah (uang) pada n periode mendatang, dan i = suku bunga per periode.
Catatan: Kedua cara di atas akan memberikan kesimpulan yang sama.
Mari kita praktikkan kedua cara tersebut.
Cara 1
Nilai tunai yang setara dengan Rp 1030 bulan depan adalah P = Rp 1030.1,03-1 = Rp 1000. Nilai ini lebih besar dari Rp 900. Kesimpulan: Rp 1030 bulan depan lebih tinggi nilainya daripada Rp 900 hari ini.
Cara 2
Jumlah uang pada 1 bulan mendatang yang setara dengan Rp 900 hari ini adalah F = Rp 900.1,031 = Rp 927. Nilai ini lebih kecil dari Rp 1030. Kesimpulan: Rp 1030 bulan depan lebih tinggi nilainya daripada Rp 900 hari ini.
Lihat juga artikel lain yang berhubungan dengan post ini:
NILAI WAKTU DARI UANG DAN NILAI TUNAI
Bandingkanlah dua situasi berikut ini. Dalam situasi pertama, Budi menerima uang Rp 1.000.000 hari ini. Karena sebenarnya ia tidak memerlukan uang ini untuk keperluan lain, ia meminjamkan uang itu kepada orang lain dengan suatu kesepakatan bahwa orang tersebut akan memberikan kepada Budi Rp 1.100.000 bulan depan, yang Rp 1.000.000 sebagai pengembalian pinjaman dan Rp 100.000 sebagai “uang sewa” atau “biaya meminjam”uang tersebut. Dalam situasi ini, setelah 1 bulan berjalan, uang Budi menjadi Rp 1.100.000.
Situasi kedua, Budi menolak menerima Rp 1.000.000 hari ini, namun akan menerima sejumlah tersebut bulan depan. Dalam situasi ini, setelah 1 bulan, uang Budi tetap sejumlah Rp 1.000.000. Baik pada situasi pertama maupun pada situasi kedua, Budi sama-sama menerima Rp 1.000.000, namun berbeda dalam hal kapan uang itu diterima. Dalam situasi pertama, Budi menerima uang itu sekarang/hari ini, sedangkan dalam situasi kedua Budi menerima itu 1 bulan mendatang. Tampak bahwa situasi pertama lebih menguntungkan bagi Budi daripada situasi kedua, karena dalam situasi pertama uang Budi setelah 1 bulan bertambah menjadi Rp 1.100.000. Inilah suatu ilustrasi yang menjelaskan secara sederhana mengapa Rp 1.000.000 yang kita miliki sekarang sesungguhnya “lebih bernilai” daripada Rp 1.000.000 yang baru akan kita miliki bulan depan. Uang yang kita miliki sekarang memiliki suatu potensi untuk “bertambah” di masa mendatang. Dengan kata lain, uang memiliki nilai waktu. Jadi, Rp 1 hari ini sebenarnya memiliki perbedaan nilai dengan Rp 1 besok. Rp 1 hari ini lebih bernilai/lebih berharga daripada Rp 1 besok karena Rp 1 yang kita miliki sekarang dapat berkembang menjadi lebih banyak.
Uraian di atas secara sederhana memperkenalkan kita konsep nilai waktu dari uang (time value of money). Dalam contoh Budi di atas, kita dapat menganggap bahwa suku bunga yang digunakan/diterapkan Pak Budi adalah sebesar 10% per bulan.
Sekarang, mana yang nilainya lebih tinggi: Rp 900 hari ini atau Rp 1030 bulan depan dengan anggapan suku bunga 3% per bulan? Karena di dua saat berlainan sejumlah uang memiliki nilai yang berbeda (yaitu nilai waktu dari uang), maka dalam membandingkan Rp 975 hari ini dengan Rp 1030 bulan depan, kita perlu melakukan “penyetaraan” sedemikian hingga pada akhirnya yang kita bandingkan adalah dua nilai pada saat yang sama. Untuk ini, ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu: 1) mencari nilai sekarang yang setara dengan Rp 1030 bulan depan dan kemudian membandingkan nilai sekarang tersebut dengan Rp 900, atau 2) mencari nilai 1 bulan mendatang yang setara dengan Rp 900 hari ini dan kemudian membandingkan nilai 1 bulan mendatang tersebut dengan Rp 1030. Semua penyetaraan ini dihitung dengan asumsi suku bunga yang diketahui/diberikan, yaitu sebesar 3% per bulan.
Cara 1 dilakukan dengan menggunakan rumus nilai tunai atau nilai sekarang (present value) sebagai berikut:
P = F(1 + i)-n
dengan P = nilai tunai, F = jumlah (uang) pada n periode mendatang, dan i = suku bunga per periode.
Cara 2 dilakukan dengan menggunakan rumus nilai n periode mendatang sebagai berikut:
F = P(1 + i)n
dengan P = nilai tunai, F = jumlah (uang) pada n periode mendatang, dan i = suku bunga per periode.
Catatan: Kedua cara di atas akan memberikan kesimpulan yang sama.
Mari kita praktikkan kedua cara tersebut.
Cara 1
Nilai tunai yang setara dengan Rp 1030 bulan depan adalah P = Rp 1030.1,03-1 = Rp 1000. Nilai ini lebih besar dari Rp 900. Kesimpulan: Rp 1030 bulan depan lebih tinggi nilainya daripada Rp 900 hari ini.
Cara 2
Jumlah uang pada 1 bulan mendatang yang setara dengan Rp 900 hari ini adalah F = Rp 900.1,031 = Rp 927. Nilai ini lebih kecil dari Rp 1030. Kesimpulan: Rp 1030 bulan depan lebih tinggi nilainya daripada Rp 900 hari ini.
Lihat juga artikel lain yang berhubungan dengan post ini:
Nilai Tunai Beberapa Pembayaran di Masa Mendatang
Perhitungan Besarnya Angsuran dengan Bunga Menurun
Jangan Bayar Hutang Anda
Bagikan ini:
Most visitors also read :
BERKENALAN DENGAN NILAI DAN VEKTOR EIGEN
DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR (SINGULAR VALUE DECOMPOSITION)
MATRIKS AKAR KUADRAT
SOAL DAN PEMBAHASAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA